Sosok & Kekayaan Sri Purnomo, Mantan Bupati Sleman Dua Periode jadi Tersangka Korupsi, Capai Rp 12 M

Ringkasan Berita:

• Sri Purnomo terjerat kasus korupsi penyimpangan dalam pengelolaan dana hibah pariwisata Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2020
• Mantan Bupati Sleman tersebut kini resmi ditahan di Lapas Kelas II A Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan Lapas Wirogunan
• Harta kekayaan yang dimiliki Sri Purnomo mencapai Rp 12 miliar

BANGKAPOS.COM -- Mantan Bupati Sleman dua periode, Sri Purnomo ditetapkan sebagai tersangka korupsi.

Sri Purnomo terjerat kasus korupsi penyimpangan dalam pengelolaan dana hibah pariwisata Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2020.

Saat menjabat sebagai bupati, Sri Purnomo memberikan dana hibah pariwisata untuk kelompok masyarakat di sektor pariwisata yang bertentangan dengan perjanjian hibah dan keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, atau Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nomor KM/704/PL.07.02/M-K/2020 tanggal 9 Oktober 2020.

Modus yang digunakan dengan menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 49 tahun 2020 tentang pedoman pemberian hibah pariwisata tanggal 27 November 2020.

Kini Sri Purnomo telah ditahan di Lapas Kelas II A Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan Lapas Wirogunan.

Penetapan dan penahanan terhadap Sri Purnomo tertuang dalam Surat Perintah Penahanan dari Kepala Kejaksaan Negeri Sleman Nomor: PRINT- XXX/ M.4.11/Fd.1/10/2025. 

Baca juga: Sosok Rudy Susmanto, Bupati Bogor Tegas Tak Akan Lindungan Anak Buah yang Terjerat Narkoba

Sosok Sri Purnomo

Sri Purnomo lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 22 Februari 1961.

Sri Purnomo mengawali karier sebagai Wakil Bupati Sleman periode 2005-2010.

Sri Purnomo naik menjadi Plt. Bupati Sleman pada 2009 setelah Ibnu Subianto terjerat kasus korupsi.

Setelah selesai masa jabatanya, Sri Purnomo maju mencalonkan dan terpilih sebagai bupati periode 2010-2015.

Tak berhenti disitu, periode berikutnya Sri Purnomo kembali maju dan terpilih memimpin Kabupaten Sleman 2016-2021.

Sebelum terjun ke dunia politik, Sri Purnomo ternyata pernah menjadi seorang guru Madrasah Tsanawiyah.

Ia juga dikenal sebagai pengusaha meubel dan pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Yogyakarta periode 2006-2010.

Baca juga: Sosok Tanti Aulia Calon Dokter Tewas Terpanggang di Deli Serdang, jadi Korban Kebakaran