Sosok Reni Rahmawati, Korban ‘Pengantin Pesanan’ di China, Dijanjikan ART Bergaji Rp20 Juta Sebulan

Reni Rahmawati (RR) WNI asal Sukabumi, Jawa Barat menjadi korban kasus ‘pengantin pesanan’ di China.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Dok. Pemprov Jawa Barat
KASUS TPPO - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Perempuan asal Sukabumi, Reni Rahmawati, menjadi korban TPPO dengan modus pengantin pesanan. Kasus ini bermula saat Reni mendapat tawaran bekerja menjadi ART di China. Kasus ini terungkap setelah ibu Reni mengadu kepada Dedi pada 19 September 2025.  

Dalam kesempatan itu, Tu mengaku sudah membayar 205.000 RMB atau sekitar Rp476 juta kepada agen untuk menikahi Reni.

Namun, Reni dan keluarganya hanya menerima Rp11 juta dari seseorang bernama Abdullah.

Reni juga mengaku dipaksa agen untuk menandatangani dokumen pernikahan resmi.

Sementara, Tu merasa ditipu karena Reni tidak menunjukkan keberatan, serta saat menikah, hadir dua orang yang mengaku sebagai ayah dan ibu Reni, padahal bukan.

Setelah melalui sejumlah prosedur, pernikahan Reni dan Tu pun resmi berakhir.

Reni dijadwalkan akan pulang ke tanah air pada Selasa (18/11/2025) hari ini.

Kronologi Reni Rahmawati Dijual Jadi “Pengantin Pesanan”

Reni Rahmawati (RR), Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sukabumi, Jawa Barat, menjadi korban praktik “pengantin pesanan” di China.

Kronologi kasus ini bermula pada Mei 2025. Reni, yang saat ini berusia 24 tahun, menerima tawaran pekerjaan di China dengan gaji Rp 15–20 juta per bulan dari seseorang yang ia kenal melalui media sosial.

Berbekal harapan memperbaiki ekonomi keluarga, Reni berangkat ke China pada 18 Mei 2025. 

Baca juga: Kronologi Iptu Suherdi Perwira Ditarik Paksa Warga, Markas Polsek Sempol Dikepung, Suasana Mencekam

Namun, hanya dua hari setelah kedatangannya, tepatnya pada 20 Mei 2025, Reni justru dinikahkan secara resmi dengan Tu Chao Cai, seorang wiraswasta asal Yongchun, Quanzhou, Fujian. 

Ia menjadi korban modus “pengantin pesanan”, praktik yang memperdagangkan perempuan Indonesia melalui perantara agen dengan iming-iming sejumlah uang.

Ibu Mengaku Anaknya Disekap di China

Kasus ini mulai mencuat pada 19 September 2025 setelah ibu Reni, Emalia, mengadu kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Bandung. 

Ia mengatakan putrinya disekap di China. Laporan itu mendorong KJRI Guangzhou untuk meminta bantuan Public Security Provinsi Fujian mencari keberadaan Reni. 

Kepolisian setempat kemudian mendatangi kediaman suaminya dan memastikan keselamatannya. Pada 10 Oktober 2025, Konsul Jenderal Ben Perkasa Drajat dan tim bertemu langsung dengan Tu Chao Cai di Yongchun. 

Pertemuan itu juga dihadiri ayah mertua Reni, kepala wilayah Yongchun, Foreign Affairs Office (FAO) Quanzhou, dan tokoh masyarakat. 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved