Dosen Untag Tewas di Hotel

Misteri Aktivitas Berat DLL Dosen Muda Untag Hingga Jantungnya Pecah dan Terkapar di Kamar Hotel

Hasil autopsi yang disampaikan lisan kepada keluarga menyebutkan DLL pecah jantung karena aktivitas berat.

Editor: Fitriadi
Kolase foto Polda Jateng/dokumentasi DLL
AKBP BASUKI DITAHAN - (kiri) Bidpropam menahan AKBP Basuki di ruang tahanan khusus Polda Jateng, Kota Semarang, Rabu (19/11/2025) petang. Ia ditahan karena terbukti melanggar kode etik tinggal bersama korban, DLL (kanan) dosen Untag yang ditemukan tewas di kamar kostel. 

Ringkasan Berita:
  • Hasil autopsi yang disampaikan lisan kepada keluarga menyebutkan DLL pecah jantung karena aktivitas berat.
  • AKBP Basuki dipatsus selama 20 hari dan akui sudah 5 tahun hidup bersama korban.
  • Kepolisian masih menunggu hasil resmi autopsi jenazah korban dari tim dokter.
  • Keluarga dan mahasiswa Untag desak Polda Jateng usut tuntas penyebab kematian DLL.

 

BANGKAPOS.COM - Kematian DLL (35) dosen wanita muda Universitas 17 Agustus 1945  (Untag) Semarang, Jawa Tengah masih jadi sorotan.

Hasil autopsi yang diterima secara lisan oleh keluarga dan perwakilan mahasiswa Untag menyebutkan korban mengalami pecah jantung.

Kondisi tersebut akibat aktivitas berlebihan korban sebelum ditemukan meninggal dunia tanpa busana di kamar 210 kos-hotel (kostel) di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (17/11/2025) sekira pukul 05.30 WIB.

Sementara itu, AKBP Basuki (56) yang pertama kali melaporkan kejadian itu, akhirnya mengakui sudah lima tahun menjalin hubungan tanpa ikatan perkawinan dengan korban.

Perwira menengah menjabat Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pengendalian Massa (Dalmas) Ditsamapta Polda Jawa Tengah itu kini ditahan.

Baca juga: Hubungan Gelap AKBP Basuki dan Dosen Untag Terungkap, Akui Kumpul Kebo Selama Lima Tahun

Lantas apa aktivitas berlebihan yang dilakukan korban sehingga jantungnya sampai pecah?

Jantung Korban Pecah Akibat Aktivitas Berat

Tim forensik Rumah Sakit Karyadi Semarang telah menyelesaikan otopsi jenazah DLL.

Namun pihak kepolisian belum bisa memastikan hasilnya.

Soal aktivitas berat yang jadi pemicu pecahnya jantung DLL diperoleh keluarga korban dari informasi secara lisan pihak rumah sakit.

"Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek. Kami tidak tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas," kata Tiwi, kerabat DLL, Rabu (19/11/2025) dikutip Bangkapos.com dari Tribun Jateng.

Tiwi menyebut, polisi perlu melakukan penyelidikan soal keberadaan polisi berpangkat AKBP yang berada di lokasi kejadian bersama korban.

Ia juga mendapatkan informasi, polisi tersebut yang mengantarkan korban ke rumah sakit sebelum meninggal dunia.

"Korban ketika periksa di rumah sakit itu tensi darah tinggi, gula darah tinggi, dilarang aktivitas berlebihan. Namun, kenapa Nanda (korban) bisa melakukan aktivitas berlebihan, adanya polisi di lokasi kejadian sebelum korban meninggal perlu diselidiki," kata Tiwi.

Tiwi mencurigai polisi tersebut dalam kasus ini. Sebab, polisi itu juga dengan mudahnya memasukkan identitas korban ke dalam kartu keluarga (KK). 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved