Berita Pangkalpinang
Penerimaan Pajak Babel Hingga Maret 2022 Capai Rp537,04 Miliar, Ini 5 Sektor Dominan yang Tumbuh
Realisasi penerimaan pajak di Bangka Belitung sampai dengan Maret 2022 atau triwulan I 2022 tumbuh baik.
Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Bangka Belitung, Edih Mulyadi mengatakan realisasi penerimaan pajak di Bangka Belitung sampai dengan Maret 2022 atau triwulan I 2022 tumbuh baik.
"Realisasi penerimaan pajak hingga Maret ini sebesar Rp537,04 miliar, tumbuh positif sebesar 72.48 persen," kata Edih kepada awak media, Senin (25/4/2022).
Dia membeberkan ada 5 sektor dominan yang tumbuh yaitu Industri Pengolahan (156.26%), Perdagangan Besar dan Eceran (152.74%), Pertambangan dan Penggalian (127.29%). Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (39.59%), dan Jasa Keuangan (5.32%).
Baca juga: Hari Ini Sejumlah Posko Angkutan Lebaran di Bangka Belitung Mulai Berjalan Hingga 16 Hari Kedepan
Baca juga: Bupati Bangka Tak Izinkan ASN Pengampu DAK Cuti Tambahan Usai Lebaran
Selain itu ada jenis pajak yang tumbuh yakni PPN sebesar 110.60 persen karena peningkatan transaksi perdagangan, impor barang modal industri pengolahan, dan harga komoditas sektor timah dan sawit.
PPh Final sebesar 48.79 persen (setoran Program PPS). PPh Pasal 21 sebesar 32.22% (pembayaran bonus karyawan).
"Deviasi penerimaan pajak di bulan Maret 2022 sebesar 28,78 persen disebabkan adanya penerimaan PPh pasal 21 akibat pembayaran bonus karyawan, PPh Final atas realisasi Program Pengungkapan Sukarela, dan peningkatan Penerimaan PPN atas komoditas sektor timah, karet, dan sawit," katanya.
Realisasi Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp60,67M atau 181,08 persen dari target, tumbuh 126,27 persen (yoy) disebabkan oleh kenaikan tarif Bea keluar.
"Penerimaan Bea keluar tertinggi diperoleh dari komoditas Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya serta kaolin. Sementara itu, Penerimaan Bea Masuk diperoleh dari importasi kebutuhan industri pengolahan timah, industri sawit dan pupuk," lanjutnya.
Berdasarkan data realisasi belanja APBN di Bangka Belitung yang disalurkan melalui KPPN lingkup kerja Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bangka Belitung mencapai Rp 2.187,48 miliar atau sebesar 23,22 persen dari total pagu sebesar Rp 9.418,94 miliar.
"Realisasi belanja tersebut meliputi realisasi Belanja Pemerintah Pusat melalui K/L sebesar Rp 419,65 miliar (14,44 persen dari pagu sebesar Rp 2.906,02 miliar) dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp 1.767,83 miliar (27,14 persen dari pagu sebesar Rp6.512,92 miliar)," bebernya.
Baca juga: Puluhan Anak Yatim dan Dhuafa Desa Dalil Usai Terima THR dari Laznas Yakesma
Berdasarkan jenis belanjanya, capaian realisasi Belanja Pegawai Rp218,19 miliar (20,51% dari pagu) dan Belanja Bantuan Sosial Rp.2,48 miliar (47,88% dari pagu).
"Namun demikian, percepatan realisasi masih dapat dioptimalkan pada dua jenis belanja lainnya, yaitu Belanja Barang yang baru mencapai Rp.144,85 miliar (13,27 persen dari pagu) dan Belanja Modal Rp.54,13 (7,26 persen dari pagu), meskipun capaian persentase belanja barang dan belanja modal ini masih lebih tinggi dibandingkan triwlulan III tahun 2020 lalu," jelas Edih.
Sedangkan realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sampai dengan 31 Maret 2022 telah terealisasi sebesar Rp1.767,83 miiar atau 27,14 persen dari pagu sebesar Rp.6.512,92 miliar.
Adapun realisasi dengan persentase terbesar adalah Dana Desa sebesar Rp.94,02 miliar atau 34,26 persen dari pagu, dan Dana Alokasi Umum (DAU) yaitu Rp.1.333,17 miliar atau sebesar 33,33 persen dari pagu.
"Sementara persentasi terkecil adalah DAK fisik karena belum ada realisasi. Kami juga merekomendasikan agar pemda segera melakukan pencatatan penerimaan dana transfer dan percepatan penyerapan terhadap Komponen TKDD yang telah salur," kata Edih.
(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)
