Berita Pangkalpinang

20 Bulan Jelang Pemilu Serentak, Bawaslu Pangkalpinang Bidik Politik Uang

Menjelang 20 bulan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) berupaya mengawasi berbagai pelanggaran yang terus terjadi selama penyelenggaraan pemilu.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Divisi Hukum Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Novrian Saputra. 

Kerahasiaan dari pelapor akan dirahasiakan karena ada ruang informasi awal.

“Apakah masyarakat kalau melapor harus menjadi saksi kemudian muncul dianya sebagai pelapor itu tidak. Artinya bahwa seluruh itu sama dengan kayak model KPK ataupun lembaga penegakan hukum. Kita tidak menampilkan, karena yang menemukannya adalah pengawas atas dasar informasi dari masyarakat yang memang identitasnya tidak mau diketahui,” jelas Novrian.

Baca juga: Baswaslu Kota Pangkalpinang Dorong Masyarakat Awasi Pemilu, Bisa Jadi Hakim Partisipatif

Baca juga: Begal di Petaling Viral di Medsos, Ternyata Kebohongan Demi HP Baru

Pada tahun-tahun sebelumnya Bawaslu Kota Pangkalpinang, sendiri telah melakukan penindakan administratif kepada sejumlah calon yang ‘mencuri’ atau lebih dahulu melakukan kampanye.

Seperti melakukan kampanye di tempat pendidikan, menempel stiker di tiang listrik hingga memasang spanduk di pepohonan.

Sedangkan untuk politik uang, bawaslu dalam menjalankan tugasnya di dalam melakukan penanganan pelanggaran berpatokan kepada formil dan materil untuk menjadikan ini menjadi suatu pelanggaran.

“Dalam hal alat bukti kemudian masalah siapa yang yang melaksanakan atau yang melakukan money politic itu selama ini masih masih belum ataupun tidak ada, malahan itu belum ada dilaporkan kepada bawaslu,” ucap dia.

Oleh karena itu Novrian mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh politik uang.

Dari kacamata hukum politik uang tidak dibolehkan begitu juga dari sisi keagamaan.

Melainkan pilihlah seorang pemimpin berdasarkan visi misi dan pendekatan yang bagus dengan masyarakat, bukan melalui cara kotor.

“Janganlah money politic ataupun janganlah menerima suap. Karena yang memberi dan menerima itu sama saja. Pilihlah pemimpin yang programnya sudah bagus, kemudian visi misinya dan cara pendekatan ke masyarakatnya juga bagus dan memberikan edukasi. Artinya tanpa harus menggunakan uang dia pasti terpilih,” pesan Novrian. 

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved