Berita Pangkalpinang

Proses Seleksi Hampir Selesai, Ariandi Zulkarnain Apresiasi Timsel KPU Babel

Ucapan syukur menjadi kata-kata yang bisa mengutarakan proses seleksi calon komisioner KPU Kepulauan Bangka Belitung (Babel) periode 2023-2028 ini.

Penulis: Sepri Sumartono | Editor: khamelia
ISTIMEWA
Ariandi A Zulkarnain, S.I.P., M.Si. - Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Ucapan syukur menjadi kata-kata yang bisa mengutarakan proses seleksi calon komisioner KPU Kepulauan Bangka Belitung (Babel) periode 2023-2028 ini.

Diselenggarakannya tahap wawancara menandakan akhir proses seleksi KPU Babel sudah di depan mata dan salah satu poin penting penyelenggaraan pemilu telah dilaksanakan.

Akademisi ilmu politik Universitas Bangka Belitung, Ariandi Zulkarnain mengatakan selama proses seleksi mungkin telah terjadi dinamika yang cukup menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

Satu di antaranya, pengumuman hasil yang tidak on time yang kemungkinan disebabkan oleh hal-hal teknis sehingga secara substansi tidak menjadi permasalahan.

Pada tahapan pemilu hari ini, dapat dilihat bahwa proses pemilihan komisioner KPU Babel menjadi tombak dan semangat baru dalam penyelenggaraan pesta demokrasi tahun 2024 mendatang.

Selain persoalan partisipasi, Ariandi menilai integritas menjadi satu di antara tugas-tugas yang belum terselesaikan pada momen penyelenggaraan pemilu.

Hal itu dikatakan Ariandi berdasarkan data terakhir Lembaga Survei Indonesia (LSI) di tahun 2019 lalu.

Jika ingin menemukan calon-calon komisioner yang berintegritas, maka proses seleksi ini memang harus terus dikawal bersama-sama.

"Harapannya, (nanti) 10 nama itu tidak hanya mempresentasikan diri tapi juga merepresentasikan kepentingan penyelenggaraan pemilu dan sistem demokrasi yang baik untuk Babel," kata Ariandi Zulkarnain, Senin (20/3/2028).

Nama-nama peserta tersisa berasal dari organisasi tertentu

Nama-nama peserta calon komisioner KPU yang kerap berasal dari organisasi tertentu memang sering diperbincangkan, bukan hanya di Kepulauan Bangka Belitung tapi hampir di seluruh pelosok negeri.

Ariandi menyampaikan, memang perlu diakui bahwa ada banyak organisasi tertentu yang memiliki kader-kader bangsa yang berkualitas.

Hanya saja, tentu tidak dinginkan jika hal itu justru memicu isu-isu adanya titipan kader organisasi tertentu di dalam sebuah lembaga.

Guna menepis isu-isu itu, perlu keterbukaan dan akuntabilitas pada setiap proses penyelenggaraan seleksi calon komisioner.

Ariandi menilai, memang Indonesia dibangun atas kekuatan sosial cukup kuat di era kemerdekaan sehingga kader-kader terbaik itu menyebar di dalam organisasi kemasyarakatan.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved