Horizzon
'Pemadam Kebakaran' Itu Bernama Ajrun Karim
PLN mesti memberikan apresiasi kepada Ajrun Karim yang harus diakui telah melakukan hal terbaik saat PLN dalam posisi benar-benar dihujat publik
Kita tahu, segala daya upaya dilakukan jajaran PLN termasuk Ajrun Karim untuk memberikan pemahaman kepada banyak orang dan banyak simpul untuk memahami situasi yang sebenarnya terjadi. Bukan hanya itu saja, PLN juga melakukan banyak hal termasuk membagi lampu emergency dan banyak hal lain agar dampak pemadaman bergilir akibat defisit pasokan ini seminimal mungkin merugikan masyarakat.
Tentu, Ajrun Karim dan jajaran PLN tak bisa memadamkan seluruh amarah warga Pulau Bangka, namun setidaknya Ajrun Karim dan jajaran PLN Babel mampu melokalisasi dan mengendalikan itu semua hingga Bangka kembali terang.
Lantas apa yang dilakukan Ajrun Karim ini masih kurang sehingga Ajrun Karim masih harus menanggung semua kesalahan ini dengan meletakkan jabatannya sebagai GM PLN Bangka Belitung?
Jika memandang masalah ini dari perspektif seorang Ajrun Karim yang santun, humble dan gaya bahasanya yang halus, bisa jadi kita akan melihat keputusan PLN ini adalah blunder. Keputusan PLN itu seolah-olah sengaja ingin mengarahkan opini publik bahwa problem listrik di Babel yang terjadi beberapa waktu lalu adalah kesalahan seorang Ajrun Karim.
Namun jika kita melihat lebih luas, barangkali langkah PLN mengganti sosok Ajrun Karim dengan orang lain sebagai nakhoda, sekaligus simbol PLN di Babel juga tak perlu dipersoalkan. Menempatkan orang baru di Babel bagi PLN juga bisa dimaknai sebagai komitmen baru PLN memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Pulau Bangka.
Wajah baru yang akan dipasang PLN di Babel juga diharapkan akan menjadi standar baru, passion baru dan juga semangat baru PLN dalam memberikan layanan kepada publik Bangka Belitung.
Menempatkan orang baru di pucuk pimpinan baru di PLN Babel juga bisa dimaknai untuk memberikan efek psikologis kepada publik agar memahami yang ujungnya bisa memahami apa yang terjadi pada tragedi awal puasa 1444 Hijriah lalu.
Yang terpenting, PLN mesti memberikan apresiasi kepada Ajrun Karim yang harus diakui telah melakukan hal terbaik saat PLN dalam posisi benar-benar dihujat oleh publik Bangka. Sudah selayaknya, ditariknya Ajrun Karim dari Babel harus dimaknai bahwa ia telah lulus menghadapi satu tantangan dalam kariernya di perusahaan listrik pelat merah tersebut.
Untuk GM PLN Babel yang baru, siapa pun dia harus banyak belajar dari Ajrun Karim yang meskipun tak genap setengah tahun melistriki Babel namun sudah tahu bagaimana cara merebut hati masyarakat Babel. Dan yang terpenting tentunya, PLN juga harus mengevaluasi teknis agar kendala-kendala serupa yang seolah-olah selalu terjadi bersamaan dengan bulan puasa, tak terulang lagi di kelak kemudian hari. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20220913-IBNU-TAUFIK-Jr-Pimred-BANGKA-POS-GRUP-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.