Tribunners
Peranan Literasi, Perpustakaan Sekolah, dan Guru untuk Pencapaian Kompetensi Peserta Didik
Literasi merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengolah informasi dan pengetahuan yang akan diterapkan dalam kehidupan
Oleh: Iwan Arman Putra, S.Pd. - Guru SMKN 2 Pangkalpinang
KOFI Annan berujar bahwa literasi adalah jembatan dari kesengsaraan menuju harapan sewaktu Hari Literasi Internasional tahun 1997. Kata-kata mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu menegaskan betapa pentingnya literasi dalam mengubah hidup manusia, bahkan bangsa. Salah satu cara untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dan akan membuat bahagia setiap individu adalah dengan mengimplementasikan literasi dalam kehidupan.
Literasi merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengolah informasi dan pengetahuan yang akan diterapkan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, literasi sangat berkaitan erat dengan peningkatan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah. Peningkatan kegiatan literasi di sekolah sangat berkaitan dengan perpustakaan sekolah. Menurut UU Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perpustakaan Sekolah, Bab I pasal 1, bahwa perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Oleh sebab itu, salah satu jembatan untuk menuju harapan bisa ditemukan di perpustakaan sekolah. Peran perpustakaan sekolah sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada, baik kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun kegiatan ekstrakurikuler. Peran dan tujuan perpustakaan sekolah tidak lepas dari peran serta guru mata pelajaran di sekolah tersebut.
Literasi di perpustakaan sekolah dan peranan guru mata pelajaran seperti dua sisi mata uang ketika para peserta didik ingin memiliki empat kompetensi yang diperlukan di abad sekarang. Pernyataan ini dikuatkan dengan adanya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, pasal 4 butir C yang menyebutkan bahwa tujuan penyelenggaran sistem perbukuan adalah untuk menumbuhkembangkan literasi budaya seluruh warga negara Indonesia dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti melalui pembiasaan membaca. Empat kompetensi tersebut meliputi berpikir kritis (critical thinking), komunikasi (communication), kreativitas (creativity), dan berkolaborasi (collaboration).
1. Berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis harus dimiliki oleh peserta didik di era digital seperti sekarang supaya di mana pun berada bisa berpikir kritis dan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. Tidak hanya itu, peserta didik yang memiliki kemampuan ini tidak mudah untuk dibohongi karena bisa membedakan mana kebenaran dan kebohongan, fakta maupun opini, serta fiksi dan nonfiksi. Berpikir kritis akan menjadi modal bagi peserta didik untuk lebih bijak dalam mengambil suatu keputusan.
2. Komunikasi
Kemampuan komunikasi yang dimiliki bisa membuat peserta didik mengekspresikan apa yang ada di dalam pikirannya lalu diungkapkan atau disampaikan secara lisan maupun tulisan. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh penerima pesan dan pastinya mencegah terjadinya kesalahpahaman. Dalam melakukan komunikasi, peserta didik harus bisa memahami situasi sekitar, media apa yang digunakan dan siapa orang yang menjadi lawan bicaranya.
3. Kreativitas
Kreativitas sangat diperlukan oleh peserta didik supaya lebih berani untuk mencari serta mengungkapkan ide-ide yang ada di dalam kepalanya. Perlu diketahui bahwa kemampuan berpikir kreativitas tidak hanya terbatas pada penciptaan produk atau barang baru. Akan tetapi, kemampuan ini bisa diaplikasikan untuk mengembangkan suatu hal yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
4. Berkolaborasi
Kesuksesan juga perlu untuk diraih bersama-sama dengan melakukan kolaborasi atau kerja sama dengan orang lain. Dengan melakukan kolaborasi maka masing-masing pihak bisa mengisi kelebihan maupun kekurangan satu sama lain. Kondisi tersebut tentu akan membuat hasil akhir yang diraih menjadi lebih maksimal. Tidak hanya itu, melalui kolaborasi tersebut peserta didik akan belajar bertanggung jawab dengan peran yang dimiliki, saling berempati serta bisa menghormati pendapat orang lain yang berbeda.
Berbagai kompetensi yang berkaitan dengan literasi tersebut diperoleh peserta didik selama bersekolah baik di jenjang SD/SMP/SMA/SMK. Penulis selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang juga diamanahkan sebagai kepala perpustakaan sekolah selalu berusaha menerapkan fungsi perpustakaan sekolah sebagai sarana penunjang dalam peningkatan literasi para peserta didik. Dengan demikian, para peserta didik tersebut diharapkan bisa memiliki empat kompetensi seperti berpikir kritis, komunikasi, kreativitas, dan berkolaborasi setelah menamatkan pendidikan di SMKN 2 Pangkalpinang.
Implementasi pembelajaran yang meliputi literasi, peran perpustakaan sekolah, dan sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia sudah dilakukan oleh penulis di kelas XI TJKT, baik di semester ganjil maupun semester genap tahun ajaran 2022/2023. Berkaitan dengan capaian pembelajaran (CP) bahasa Indonesia kelas XI tentang penulisan karya ilmiah, para peserta didik diajak untuk memahami berbagai contoh laporan yang ditulis oleh para peserta didik yang telah melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL). Pemilihan laporan praktik kerja lapangan (PKL) dikarenakan ini termasuk dalam jenis karya ilmiah walaupun kategori sederhana.
Strategi literasi yang penulis gunakan adalah strategi literasi berimbang. Strategi ini menekankan peran penting guru dalam membimbing peserta didik dalam memahami dan menelaah bacaan. Kegiatan literasi berimbang menyarankan penerapan empat kegiatan secara seimbang. Empat kegiatan tersebut meliputi:
1. Pemodelan
Guru memperagakan membaca dan menulis melalui contoh nyata, pemberian instruksi.
2. Membaca dan menulis bersama
Guru dan peserta didik membaca bersama-sama lalu mendiskusikan gagasan dan pendapat mereka selama membaca dan menulis.
3. Membaca mandiri
Peserta didik melakukan kegiatan membaca dan menulis secara mandiri. Guru melakukan asesmen bilamana perlu.
4. Membaca terbimbing
Guru membimbing peserta didik selama proses membaca dan menulis serta memberikan konsultasi terhadap permasalahan peserta didik dalam memahami bacaan.
Para peserta didik diharapkan memahami materi di buku paket kelas XI lalu fokus ke contoh laporan tersebut. Mereka diajak menganalisis sistematika penulisan yang terdapat dalam karya ilmiah, termasuk mulai dari bagian awal (judul, nama penulis, abstrak), bagian isi (pendahuluan, metode, hasil, pembahasan), dan bagian akhir (simpulan, saran), termasuk daftar pustaka dan lampiran.
Setelah dilakukan pengamatan, ternyata masih ditemukan beberapa masalah, lalu mereka menyampaikan temuan tersebut. Salah satu temuan dari literasi berimbang tersebut adalah adanya penulisan daftar pustaka yang belum sesuai dengan pedoman penulisan yang mengacu pada Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Diharapkan, para peserta didik kelas XI ini mampu menulis daftar pustaka yang benar dan tepat di dalam laporan ketika mereka selesai melaksanakan praktik kerja industri di kelas XII nanti.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis dapat simpulkan bahwa kegiatan literasi dan peran aktif guru mata pelajaran dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah dalam mencapai capaian pembelajaran sangat membantu para peserta didik mencapai empat kompetensi dan fungsi perpustakaan sekolah mengacu pada Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perpustakaan Sekolah serta kolaborasi antara literasi, peran guru, dan perpustakaan sekolah akhirnya bisa menciptakan lulusan SMK yang siap bekerja di dunia industri. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20230525_Iwan-Arman-Putra-Guru-SMKN-2-Pangkalpinang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.