Berita Bangka Selatan

Ringankan Ongkos Melaut, Ratusan Nelayan di Bangka Selatan dapat Mesin Konversi BBM ke BBG

Ini bagaimana berusaha menurunkan biaya produksi para nelayan, jika menggunakan bensin. Tentunya program ini bisa dirasakan manfaatnya

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Anggota Komisi VII DPR-RI, Bambang Pati Jaya saat memberikan mesin konversi BBM ke BBG secara gratis kepada nelayan di Kelurahan Tanjung Ketapang, Toboali, Rabu (18/10/2023). Mesin itu didapatkan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sebagai upaya untuk meringankan ongkos melaut. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Ratusan nelayan kecil di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung mendapatkan bantuan mesin konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

Mesin itu didapatkan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sebagai upaya untuk meringankan ongkos melaut.

Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Bambang Pati Jaya mengatakan, pembagian mesin konversi kepada nelayan merupakan program yang dirinya gagas.

Bekerja sama dengan Kementerian ESDM Republik Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan. Total terdapat 241 unit mesin yang dibagikan kepada nelayan di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali.

“Terdapat 241 unit mesin yang kita bagikan untuk nelayan. Ini merupakan bagian program kemitraan antara Komisi VII DPR-RI dengan Kementerian ESDM, khususnya Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi,” kata dia kepada Bangkapos.com, Rabu (18/10/2023).

BPJ sapaan akrab Bambang Pati Jaya menjelaskan, pembagian mesin konverter BBM ke BBG tersebut untuk menghemat ongkos nelayan untuk pergi melaut.

Karena berdasarkan pengalaman para nelayan yang telah menggunakan mesin konversi ini, mereka bisa menghemat untuk bahan bakar beberapa persen daripada menggunakan BBM jenis pertalite. Begitu pula dengan harga BBM jenis pertalite, jauh lebih mahal dibandingkan gas.

Maka konversi ini tentu sangat membantu para nelayan kecil. Sekaligus sebagai jawaban atas kesulitan BBM dan efisiensi dari bahan bakar. Sehingga nelayan betul-betul mampu memaksimalkan dari alat yang disubsidikan dari pemerintah.

Penerima paket perdana ini merupakan nelayan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP.

Paket yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, konverter kit, dua buah tabung LPG tiga kilogram serta aksesoris pendukung lainnya.

“Ini bagaimana berusaha menurunkan biaya produksi para nelayan, jika menggunakan bensin. Tentunya program ini bisa dirasakan manfaatnya kepada masyarakat dalam mencari ikan di laut ataupun sungai,” papar Bambang.

Di samping itu lanjut dia, sejauh ini dirinya telah melakukan pemetaan terhadap daerah mana saja yang mengalami kelangkaan gas elpiji tiga kilogram.

Terlebih dengan dibagikannya 1.205 unit mesin konversi BBM ke BBG di tiga daerah. Yakni Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Selatan.

DPR-RI melalui Komisi VII sudah menyampaikan kepada pihak PT Pertamina untuk menambah pasokan gas melon per Juli 2023.

Akhirnya disepakati bahwa pasokan gas elpiji tiga kilogram khusus ke Bangka Belitung ditambah sebanyak 7.000 tabung.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved