Orasi Putri Martoni, Ocha: Tanah Kami Dirampas oleh PT Foresta, Tolong Bebaskan 11 Pejuang Kami

Ocha, putri Martoni, tampil dalam aksi damai menuntut pembebasan 11 tersangka dugaan perusakan aset PT Foresta

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: nurhayati
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Aksi damai yang dilakukan masyarakat dan pemuda Dusun Aik Gede, Desa Kembiri di depan Kejari Belitung, Rabu (1/11/2023). 

BANGKAPOS.COM, BELITUNG -- Ocha, putri Martoni, tampil dalam aksi damai buntut konflik dengan perusahaan sawit  PT Foresta Lestari Dwikarya.

Aksi damai ini dilakukan oleh masyarakat dan pemuda Dusun Aik Gede, Kecamatan Membalong, di depan Polres Belitung, Rabu (1/11/2023). 

Baca juga: Buntut 11 Warga Tersangka Perusakan Aset, Perwakilan Masyarakat Laporkan Dugaan Tipikor PT Foresta

Baca juga: Buntut 11 Warga Tersangka Perusakan Aset, Perwakilan Masyarakat Laporkan Dugaan Tipikor PT Foresta

Mereka menuntut pembebasan 11 tersangka dugaan perusakan aset PT Foresta.

Ayah Ocha, Martoni warga Dusun Aik Gede, Kabupaten Belitung ditetapkan sebagai tersangka dugaan perusakan aset PT Foresta.

Di tengah aksi damai, itu Ocha yang kompak mengenakan baju hitam bersama dengan massa aksi. 

Dia lantang berorasi menyampaikan keresahannya.

Ocha, putri Martoni saat berorasi di depan Polres Belitung saat aksi damai, Rabu (1/11/2023).
Ocha, putri Martoni saat berorasi di depan Polres Belitung saat aksi damai, Rabu (1/11/2023). (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Ocha meminta 11 tersangka yang disebutnya sebagai pejuang keadilan segera dibebaskan. 

"Bapak saya bukan penjahat, bapak saya tidak bersalah, begitu juga para pejuang kami. Tolong bebaskan 11 pejuang kami. Mereka hanya korban dari PT Foresta," teriaknya dengan suara bergetar. 

Diakui Ocha selama dia kuliah, ibunya hanya sendiri di rumah lantaran bapaknya mendekam di tahanan.

Baca juga: Perwakilan Masyarakat Laporkan Dugaan Tipikor PT Foresta dan Tuntut Pembebasan 11 Warga

Ia sudah berulang kali meminta agar aparat penegak hukum membebaskan orang tuanya dan warga Membalong yang ditahan. 

"Mereka bukan penjahat. Mereka adalah korban. Mereka bukan penjahat. Mereka hanyalah orang-orang yang menuntut keadilan dan mencari sesuap nasi," tegas Ocha. 

"Kami menderita, tanah kami dirampas oleh PT Foresta. Tolong bebaskan 11 pejuang kami, mereka hanya orang tua yang menghidupi keluarga dan menuntut haknya," teriak Ocha. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari) 

 

 

 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved