Tribunners
Pentingnya Literasi Numerasi Setiap Langkah Aktivitas
Literasi numerasi penting di dalam kehidupan karena segala persoalan yang terjadi dalam bermasyarakat selalu berkaitan dengan literasi numerasi
Oleh: Waldimer Pasaribu, S.Psi., M.Si. – Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung
SEORANG dosen pada masa endemi saat ini melihat tentang hal realitas kehidupan yang menjadi bagian dari dampak masa pandemi. Dosen pun selalu berinteraksi dan bersosialisasi dengan seluruh masyarakat pada umumnya.
Adakalanya, dosen mengajak diskusi terbuka dengan mahasiswa-mahasiswi di dalam kelas dengan menyelesaikan berbagai persoalan kasus yang berupa cerita penalaran memahami konsep guna memecahkan masalah pada persoalan kasus, di mana setiap mahasiswa tentu akan memiliki berbagai macam pendapat yang berbeda. Hal itu pun akan melatih serta meningkatkan banyak hal seperti wawasan kemampuan verbal, analisis, konsentrasi, pemikiran, serta penilaian akan menjadi lebih kritis.
Disamping itu, dosen pun memberikan persoalan kasus berupa cerita yang disertai angka-angka guna meningkatkan kemampuan dalam verbal, komunikasi, analisis, konsentrasi, pemikiran, penilaian kritis pada angka. Mahasiswa-mahasiswi memiliki kecenderungan memberikan tanggapan pada persoalan kasus berupa cerita penalaran memahami konsep dibanding persoalan kasus yang disertai angka. Dosen pun tetap melanjutkan pembahasan pada semua persoalan kasus bersama mahasiswa.
Pada kesehariannya, dosen selalu bersosialisasi dengan masyarakat terkait dengan pekerjaan yang diemban dosen, yakni mendidik. Hal itu didukung oleh adanya tugas dosen dari pemerintah yakni Kampus Mengajar di mana dosen dipercaya untuk mendampingi mahasiswa-mahasiswi yang ditugaskan pada dua sekolah, yakni SMK dan SD. Hal itu pun memberi tambahan bagi dosen khususnya melihat dinamika pendidikan pada jenjang yang berbeda pada masa endemi saat ini. Dosen pun bangga karena arah capaian pemerintah linear dengan metode yang biasa dilakukan oleh dosen di dalam kelas pada mahasiswa-mahasiswi.
Dosen bersama mahasiswa-mahasiswi pun mulai membuat program kerja kampus mengajar yang searah pada kurikulum program pembelajaran di sekolah. Disamping itu, mahasiswa-mahasiswi pun membuat dan melaksanakan program dari pemerintah yakni ANBK (pretest dan posttest) Literasi Numerasi guna melihat hasil capaian tiap siswa pada bidang penalaran, pemahaman, konsentrasi, dan pemikiran pada angka ataupun literasi numerasi. Hasil pretest siswa-siswi adalah di bawah KKM, artinya tingkat kemampuan dalam pemahaman penalaran kalimat, pemikiran pada angka, dan konsentrasi pada siswa-siswi mulai menurun.
Festival Literasi Numerasi di kalangan siswa SDN 8 Pemali telah terlaksana pada awal November 2023. Festival Literasi Numerasi itu menyelenggarakan berbagai lomba, antara lain, menyanyi lagu daerah, menari (tim), selawat, adu cerdas cermat (tim), dan pertunjukan drama klasikal oleh siswa-siswi SDN 8 Pemali. Festival Literasi Numerasi di SDN 8 Pemali dihadiri oleh Bu Kades, Pak Kadus, pengawas pendidikan sekolah, guru-guru dan karyawan SDN 8 Pemali, orang tua siswa-siswi SDN 8 Pemali, serta masyarakat sekitar.
Festival Literasi Numerasi itu menjadi bagian dari program kerja mahasiswa-mahasiswi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Adapun demikian, beberapa tokoh masyarakat (Bu Kades, pengawas pendidikan sekolah) berkata kepada dosen pembimbing lapangan mahasiswa-mahasiswi yang juga hadir saat acara diselenggarakan, “Saya terharu bahagia Pak, hadir di sini melihat Festival Literasi Numerasi yang digiatkan oleh mahasiswa-mahasiswi kampus mengajar Angkatan 6 bimbingan Bapak. Sungguh, festival ini adalah kali pertama diselenggarakan di sekolah ini Pak, ragam lombanya yang terlaksana sangat memotivasi anak-anak dan masyarakat untuk mengingat pentingnya pendidikan, budaya seni daerah, agama, dan karakter.”
“Hal itu dikemas dan terlihat dari ragam perlombaan pada festival ini. Hal ini pun sudah sangat lama tidak pernah terjadi lagi di desa ini, Pak. Hal itu yang membuat saya menjadi terharu saat melihat lomba demi lomba yang ditunjukkan oleh anak-anak SDN 8 Pemali. Kiranya, mahasiswa-mahasiswi pun dapat lebih diperpanjang di desa ini Pak karena kami sangat merasakan dampak akan hadirnya mahasiswa-mahasiswi kampus mengajar Angkatan 6 ini Pak.”
Festival Literasi Numerasi berlangsung dengan lancar. Hal itu merupakan bagian dari kerinduan masyarakat daerah Mentabak Pemali, di mana acara literasi numerasi seperti lomba cerdas cermat, menari dengan diiringi lagu daerah, menyanyi lagu daerah, drama klasikal, serta selawat pada anak-anak sudah hampir tidak pernah terlaksana lagi. Masyarakat pun terkesan dan memberi dukungan serta perhatian yang penuh saat berlangsungnya Festival Literasi Numerasi.
Literasi numerasi adalah kecakapan dan pengetahuan dalam menggunakan berbagai jenis simbol dan angka yang berkaitan dengan matematika dasar untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dalam konteks sehari-hari, serta menganalisis berbagai data atau informasi yang ditampilkan melalui bentuk tabel, grafik, dan bagan sebagai acuan peserta didik dalam menentukan jawaban dari permasalahan yang ada (Sundayani, 2019).
Literasi numerasi penting di dalam kehidupan karena segala persoalan yang terjadi dalam bermasyarakat selalu berkaitan dengan literasi numerasi, singkatnya berhubungan dengan angka dan huruf-huruf (kalimat). Telah diketahui bahwa pada kehidupan saat ini seluruh alat bantu elektronik sudah menjadi kebutuhan yang penting bagi masyarakat, khususnya ponsel. Masyarakat lebih dominan menggunakan alat bantu elektronik (ponsel) untuk mencari sesuatu hal yang diinginkan. Hal itu mungkin dikarenakan lebih mudah untuk dilakukan dalam menemukan sesuatu hal yang diinginkan.
Namun di sisi lain, tanpa disadari masyarakat telah mencoba secara perlahan mematikan beberapa fungsi dari anggota tubuh yang menjadi bagian penting dari kebiasaan guna meningkatkan wawasan, seperti membaca yang memiliki arah pada proses berpikir, minimnya diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas, di mana kelompok lebih cenderung menggunakan alat bantu elektronik untuk mencari jawaban ataupun menyelesaikan tugas yang ada.
Kylene Beers (2009) menyatakan menurunnya tingkat literasi numerasi yang sedang terjadi pada pendidikan di masa endemi karena minimnya strategi pembelajaran yang dimiliki setiap individu, minimnya keinginan (kesadaran diri) dari tiap individu untuk berpendapat, tingginya kemauan setiap individu pada hal yang instan (tanpa membaca), serta masih memiliki sifat diskriminasi pada tiap individu. Oleh karena itu, marilah kita awali dan giatkan literasi numerasi pada diri sendiri dalam setiap langkah aktivitas bersama masyarakat di dalam kehidupan. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.