Kasus Penganiayaan di Tempilang

Detik-Detik Supri Ditembak saat Ayunkan Parang Panjang ke Polisi, Terkapar Lalu Tewas di Puskesmas

Supri pelaku KDRT sadis terhadap istri di Tempilang yang sempat buron akhirnya tertangkap, ia tewas ditembak polisi karena melawan saat ditangkap

Penulis: Hendra CC | Editor: Hendra
HO/IST
Supri pelaku KDRT di Tempilang, terluka terkena tembakan menjalani perawatan di Puskesmas di Kabupaten Bangka Tengah. Ia dinyatakan meninggal dunia karena luka tembak yang dialaminya karena mencoba menebas polisi dengan parang panjang saat hendak ditangkap. 

"Suaminya ini langsung kabur lewat pintu belakang, tasnya itu sudah disiapin semua, baju sudah disitu semua barang bukti sudah dibawa kayak sudah direncanakan," tuturnya. 

Pernah Diancam

Nurhayati mengatakan Nurlaela dan Supri baru menikah secara siri sekitar 2 tahun.

Belakangan ia juga mengaju pernah mendengar Supri mengancam akan membunuh Nurlaela.

"Awalnya pertama memang lagi cekcok tapi gak tau ada masalah apa, lalu ada yang lihat pelaku ini posisi dibelakang rumah lagi ngelamun. Mungkin dia mikir mau diapain, karena saat pukul 03.00 wib subuh itu sudah berdarah semua mata kepalanya. Pernah bilang mau bunuh-bunuh, tapi ya gak ngira bakal beneran terjadi," jelasnya.

Sifat Supri yang cenderung tempramental pun menjadi sorotan keluarga korban, setelah diketahui Supri kerap kali emosi atau terpancing amarahnya meski perihal hal kecil. 

"Lakinya itu orangnya sensitif, kalau kita kumpul-kumpul juga gak boleh. Cemburuan, mungkin ada yang panas-panasin, jadi dia gampang panas," katanya. 

Kini usai Nurlaela lolos dari maut setelak aksi brutal Supri, dirinya pun harus terbaring lemas di atas kasur dan juga harus menjalani sejumlah operasi. 

Kian mirisnya dari pantauan Bangkapos.com, anak kedua korban yang masih berusia delapan bulan pun kini hanya bisa tertidur diatas kain selendang tepat disamping Nurlaela. 

Kasih sayang Nurlaela yang seharusnya memberikan Air Susu Ibu (Asi), kini pun terpaksa harus terhenti sementara. 

"Anaknya 8 bulan, masih nenen (minum asi--red) anaknya. Kalau anaknya ini diam gak nangis, tapi pas ibunya mau dioperasi dia ngelihat terus ibunya," tuturnya. 

Untuk penanganan medisnya pun diungkapkan Nurhayati, korban harus menjalani operasi dibagian tangan yang mengalami patah. 

"Kondisinya stabil tapi masih perih, kata dokter mau dioperasi tangan baru mulut. Kalau mata sudah di operasi, tapi penglihatannya selamanya uda gak bisa lagi," ucapnya. 

Pihak keluarga pun kini hanya bisa berharap aparat kepolisian khususnya Polres Bangka Barat, mampu meringkus Supri dalam waktu secepatnya. 

"Harapan ya secepatnya ditangkap karena korban juga trauma mau pulang, takut pelaku kembali lagi. Harus seberat-beratnya, kalau bisa hukum mati," ungkapnya.

(Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy/Riki Pratama/Cici)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved