Tribunners
Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran IPS dan Ekstrakurikuler Social Science Club
Penerapan dimensi berkebinekaan global dalam pembelajaran IPS yaitu dapat bekerja sama dalam satu kelompok yang heterogen dalam kelas
Oleh: Eka Yuni Lestari, S.Pd. - Guru IPS SMPN 2 Dendang
PENDIDIKAN merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan potensi diri dan keterampilan peserta didik melalui kegiatan proses pembelajaran sebagai bekal bagi dirinya untuk menjalani hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 (2003: 2) yang menyatakan bahwa: “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Sekolah merupakan penyelenggara pendidikan harus mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Fadilah (2014:13) berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum sekolah. Kurikulum digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Kurikulum yang digunakan sekarang di SMPN 2 Dendang masih menggunakan 2 jenis kurikulum yaitu Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 13 atau sering disebut dengan nama kurtilas.
Dalam melaksanakan kurikulum di sekolah, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler yaitu kegiatan sekolah yang berlangsung dalam alokasi waktu yang sudah diatur dalam struktur kurikulum sekolah sesuai mata pelajaran masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diadakan di luar jam pelajaran kegiatan intrakurikuler yang tersusun secara terprogram merupakan bagian dari kegiatan sekolah.
Profil pelajar Pancasila
Tujuan pendidikan nasional diterjemahkan dalam bentuk profil pelajar Pancasila yang berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan pada kebijakan-kebijakan pendidikan, termasuk dalam membangun karakter dan kompetensi peserta didik. Keenam profil pelajar Pancasila harus dilihat sebagai satu kesatuan secara utuh agar setiap individu peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila terdiri atas: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) gotong royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, 6) kreatif.
Dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila
1. Dimensi beriman, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia harus memahami ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing serta menerapkan pemahamannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat 5 elemen kunci dalam dimensi beriman, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia yaitu: a) akhlak beragama, b) akhlak pribadi, c) akhlak kepada manusia, d) akhlak kepada alam, dan e) akhlak bernegara.
2. Dimensi mandiri
Pada dimensi mandiri, diharapkan pelajar Indonesia memiliki rasa tanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dalam dimensi mandiri terdiri atas: a) pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, b) regulasi diri.
3. Dimensi gotong royong
Pada dimensi gotong royong, diharapkan pelajar Indonesia memiliki kemampuan melakukan kegiatan bersama-sama secara sukarela tanpa ada paksaan sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar, cepat, mudah teratasi, dan tidak berat. Elemen kunci dalam dimensi gotong royong terdiri atas: a) kolaborasi, kepedulian, dan c) berbagi.
4. Dimensi kebinekaan global
Pada dimensi berkebinekaan global, pelajar Pancasila harus dapat mempertahankan budaya luhur bangsa Indonesia, lokalitas, dan identitasnya serta selalu berpikiran terbuka terhadap budaya lain sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai, dan menghormati. Terdapat 4 elemen kunci dalam dimensi kebinekaan global yaitu: a) mengenal dan menghargai budaya, b) komunikasi dan interaksi antarbudaya, c) refleksi dan tanggung jawab terhadap pengamalan kebinekaan, dan d) berkeadilan sosial.
5. Dimensi bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis akan mampu memproses informasi secara kuantitatif dan kualitatif secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkan. Terdapat 3 elemen kunci dalam dimensi bernalar kritis yaitu: a) memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, b) menganalisis dan mengevaluasi penalaran, dan c) merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.
6. Dimensi kreatif
Pelajar Indonesia dalam dimensi kreatif diharapkan mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Dalam elemen kreatif ini terdapat 3 kunci elemen yang terdiri atas: a) menghasilkan gagasan yang orisinal, b) menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal, c) memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.
Pembelajaran intrakurikuler IPS
Pembelajaran IPS pada jenjang SMP terdiri dari 4 jam pelajaran setiap minggunya yang terbagi dalam 2 kali pertemuan. Penerapan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dalam pembelajaran IPS dapat ditemukan pada saat kegiatan pendahuluan dengan selalu mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan sesudah belajar yang termasuk ke dalam elemen akhlak beragama serta bersikap jujur dan menaruh rasa hormat kepada diri sendiri dalam elemen akhlak pribadi.
Penerapan dimensi mendiri yang dapat terlihat pada pembelajaran IPS yaitu memiliki kesadaran saat melakukan tindakan refleksi pembelajaran baik secara individu untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dirinya untuk pengembangan diri ke arah yang lebih baik, seperti kekurangan dalam proses presentasi di depan kelas yang meliputi kurang cakapnya dalam penyampaian informasi atau kurang menguasai materi yang dipresentasikan, kurang lengkapnya laporan yang dibuat. Peserta didik tidak akan mudah menyerah terhadap kendala yang dihadapi, akan tetapi mencari solusi dan strategi atau metode yang lebih tepat lagi untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuannya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.