Tribunners

Pendidikan Karakter: Usaha Membangun Moderasi Beragama di Sekolah

Pendidikan karakter di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan moralitas siswa

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Rapi, S.Pd. - Guru Pendidikan Agama Islam SDN 4 Lepar 

Oleh: Rapi, S.Pd. - Guru Pendidikan Agama Islam SDN 4 Lepar

DALAM Kurikulum Merdeka, penanaman pendidikan karakter dapat dilakukan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan disisipkan dalam materi pembelajaran. Pendidikan karakter sangat penting untuk menghasilkan peserta didik yang cerdas dan berkarakter sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan zaman.

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada siswa. Diharapkan, siswa dapat bersikap sesuai dengan standar norma-norma yang berlaku. Pendidikan karakter dapat pula diartikan sebagai usaha sadar pendidikan moral, watak, dan budi pekerti agar siswa memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik.

Serupa dengan pendapat Zubaedi (2012), pendidikan karakter adalah segala perencanaan usaha yang dilakukan oleh guru yang dapat memengaruhi pembentukan karakter peserta didik untuk memahami, membentuk, dan memupuk nilai-nilai etika secara keseluruhan.

Pendidikan karakter di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan moralitas siswa. Salah satu aspek yang perlu ditekankan dalam pendidikan karakter adalah usaha untuk membangun moderasi beragama di sekolah.

Moderasi beragama merupakan program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) oleh pemerintah. Moderasi beragama juga menjadi salah satu program unggulan Kementerian Agama Republik Indonesia, namun masih awam bagi sebagian orang. Sebagai suatu konsep yang baru, sangatlah wajar jika belum sepenuhnya dikenal dengan cepat. Semua memerlukan waktu dan usaha untuk mencapai kemajuan. Untuk itu, program Moderasi Beragama dari Kementerian Agama ini harus tersampaikan kepada semua lapisan masyarakat agar dipahami dan dilaksanakan dalam hidup bermasyarakat.

Dalam moderasi beragama dikenal 5 prinsip dasar yang harus dipedomani oleh setiap pemeluk agama, yakni martabat kemanusiaan, kemaslahatan umat, keadilan, keseimbangan, dan ketaatan pada konstitusi. Selain lima prinsip juga dikenal 4 indikator dari moderasi beragama, yakni komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan penghargaan terhadap tradisi. Sembilan kata kunci tersebut dibutuhkan dalam memahami moderasi beragama yang bermakna universal.

Sederhananya, moderasi beragama dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku yang mengedepankan toleransi, pengertian, dan kerja sama antara individu berbeda keyakinan agama. Ini bukan berarti siswa harus meniadakan keyakinan agama mereka, tetapi lebih pada bagaimana mereka dapat memahami dan menghormati perbedaan dalam keyakinan agama serta menjalani kehidupan yang harmonis bersama.

Pendidikan Karakter dalam Konteks Moderasi Beragama

1. Toleransi adalah kunci dalam membangun moderasi beragama. Siswa dapat diajarkan untuk menerima perbedaan dalam keyakinan agama tanpa prasangka atau diskriminasi. Pendidikan karakter dapat membantu siswa memahami pentingnya toleransi dan menghormati orang-orang dengan keyakinan yang berbeda.

2. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Dengan mengembangkan empati, siswa dapat lebih baik memahami perspektif orang-orang dengan keyakinan agama yang berbeda. Mereka dapat belajar untuk melihat dunia melalui mata orang lain dan merasa simpati terhadap pengalaman mereka.

3. Kerja sama adalah keterampilan penting dalam membangun moderasi beragama. Siswa perlu diajarkan untuk bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki keyakinan agama yang berbeda dalam proyek-proyek sekolah dan kegiatan sosial. Ini dapat membantu mengurangi ketegangan dan konflik yang mungkin timbul akibat perbedaan agama.

4. Pembelajaran tentang beragama. Pendidikan karakter juga harus mencakup pemahaman mendalam tentang beragama. Siswa perlu memahami dasar-dasar keyakinan agama yang berbeda dan bagaimana agama dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari individu. Ini dapat membantu menghilangkan stereotipe dan prasangka yang sering muncul karena ketidaktahuan.

5. Pembinaan nilai. Pendidikan karakter juga melibatkan pembinaan nilai-nilai moral dan etika yang penting dalam beragama. Siswa perlu memahami pentingnya kejujuran, integritas, dan empati dalam praktik beragama mereka. Ini dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih baik dan mampu menjalani kehidupan yang seimbang.

Strategi Implementasi Pendidikan Karakter dalam Konteks Moderasi Beragama di Sekolah

Pertama, dalam memperkuat moderasi beragama di lingkungan sekolah, penerapan strategi integratif moderasi beragama menjadi fokus utama. Strategi ini melibatkan sinkronisasi dengan program-program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler untuk mencapai tujuan tersebut.

Kedua, upaya dalam memperkukuh budaya lokal di lingkungan sekolah, seperti mempromosikan nilai-nilai seperti kejujuran, saling menghargai, sopan santun, dan lain-lain. Nilai-nilai ini bukan hanya mencerminkan keyakinan, pemahaman, dan harapan sekolah, tetapi juga menjadi panduan dalam mengatasi tantangan baik secara internal maupun eksternal.

Sementara itu, pengembangan budaya agama dalam komunitas sekolah mencakup penanaman ajaran agama wasathiyah sebagai landasan untuk nilai, sikap, semangat, dan perilaku bagi guru, tenaga pendidikan, orang tua murid, dan murid itu sendiri.

Ketiga, fokus pada pembentukan pemahaman saling menghargai sejak dini antara peserta didik dengan keyakinan keagamaan yang beragam. Guru dapat mengaplikasikannya dengan cara menasihati para siswa untuk menanamkan rasa saling menghargai misalnya.

Keempat, penerapan moderasi beragama menitikberatkan pada kurikulum dan buku pelajaran. Kurikulum sekolah bisa mencakup nilai-nilai pluralisme dan toleransi beragama, sesuai dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika." Buku-buku agama yang digunakan di sekolah setidaknya mendukung wacana dan pemikiran peserta didik tentang pemahaman keberagaman yang inklusif dan moderat. Ada banyak cara yang dapat ditempuh dalam mengimplementasikan moderasi beragama di sekolah, tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.

Terakhir, pendidikan karakter memainkan peran penting dalam membangun moderasi beragama di sekolah. Melalui pengalaman toleransi, empati, kerja sama, pemahaman agama, dan pembinaan nilai-nilai moral, siswa dapat tumbuh menjadi individu yang menghormati perbedaan agama dan dapat menjalani kehidupan yang harmonis dengan orang-orang dari latar belakang beragama yang berbeda. Sekolah memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa memahami dan menghormati keragaman agama dalam masyarakat yang makin global dan beragam ini. (*)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved