Berita Bangka Selatan

Warga Bangka Selatan Diterkam Buaya, Dua Anak Saksikan Perjuangan Ayahnya Lawan Buaya

Warga di Desa Delas, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung diserang seekor buaya, Jumat (5/1/2024). 

Penulis: Nurhayati CC | Editor: M Ismunadi
tangkapan layar
Tangan Arjo (33), warga Desa Delas, Kecamatan Air Gegas, Bangka Selatan (Basel) putus usai diterkam buaya, Jumat (5/1/2024) siang. Ia berhasil selamat dengan keadaan tangan putus. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Korban keganasan buaya kembali terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kali ini seorang warga di Desa Delas, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung diserang seekor buaya, Jumat (5/1/2024) lalu. 

Peristiwa warga yang diserang buaya ini membuat gempar masyarakat sekitar.

Nahasnya lengan kanan pria tersebut putus usai disambar buaya.

Peristiwa warga yang diserang buaya ini dibenarkan oleh Penjabat (PJ) Kepala Desa Delas, Tanjaya. 

Diakuinya warganya yang bernama Arjo (33) menjadi korban serangan buaya ketika sedang mencari ikan. 

Peristiwa itu terjadi di Sungai Nyire yang berada di perbatasan Desa Delas dan Desa Pergam.

“Benar, ada warga kami yang menjadi korban serangan buaya saat mencari ikan,” kata Tanjaya kepada Bangkapos.com, Jumat (5/1/2024) malam.

Ia menceritakan, peristiwa itu terjadi ketika Arjo dan anaknya sedang mencari ikan di Sungai Nyire usai salat Jumat. 

Korban tak menyangka saat memasang jaring, tiba-tiba saja seekor buaya ganas langsung menyambar tubuhnya.

Korban disambar buaya dari sebelah kanannya, karena terkaman itu korban mencoba melawan.

Hingga akhirnya buaya melepaskan gigitan setelah berhasil menyambar lengan tangan korban hingga putus. 

Korban yang sudah berlumuran darah dan lemas langsung menyelamatkan diri ke dataran. 

Saat itu juga anak korban langsung meminta pertolongan kepada warga setempat

“Kejadian tersebut ketika korban bersama anaknya sedang mengangkat sebuah jaring ikan di sungai Nyire, tiba-tiba seekor buaya muncul dan menerkam lengan tangannya kanannya hingga putus,”  kata Tanjaya.

Akibat kejadian itu lengan kanan korban putus. 

Tak hanya itu sebujur tubuh korban juga mengalami luka-luka. 

Korban juga langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Abu Hanifah Bangka Tengah untuk mendapatkan pertolongan.

“Tadi dibantu warga sekitar, saat ini korban  bersama perangkat Desa Delas berada di RSUD Abu Hanifah Bangka Tengah untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” kata Tanjaya. 

Disaksikan Dua Anak

Arjo (33) warga Desa Delas, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung harus ikhlas kehilangan lengan tangannya usai diterkam buaya, Jumat (5/1/2024) siang. 

Perjuangan keras Arjo keluar dari mulut buaya disaksikan oleh kedua anaknya yang berusia sembilan dan 13 tahun. 

Di mana saat itu mereka sedang mencari ikan di Sungai Nyire.

Penjabat (PJ) Kepala Desa Delas, Tanjaya mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.

Kala itu korban bersama dua orang anaknya sedang pergi untuk mengangkat jaring yang telah dipasang di Sungai Nyire usai salat Jumat.

Ketiganya menuju ke lokasi tempat memasang jaring menggunakan satu unit perahu.

Setelah tiba di lokasi mereka memasang jaring korban langsung berinisiatif untuk turun ke sungai. 

Awalnya korban merasa biasa-biasa saja, karena tempat tersebut memang kerap dipasang jaring oleh Arjo.

Namun tak berselang lama setelah mengangkat ikan dari jaring korban langsung diterkam buaya dari sebelah kanannya.

“Betul, ada memang warga kami diterkam buaya di Sungai Nyire. Setelah datang di lokasi di Sungai Nyire dan mengangkat jaring korban langsung disambar buaya,” kata dia kepada Bangkapos.com, Jumat (5/1/2024) malam.

Tanjaya mengungkapkan, saat korban disambar buaya kedua anak Arjo menyaksikan dengan jelas.

Kedua anak itu menyaksikan sendiri bagaimana perjuangan ayahnya lepas dari gigitan buaya. 

Pasalnya begitu disambar buaya langsung mengarah ke lengan tangan Arjo. 

Pada saat itu  buaya langsung menenggelamkan dan menggulung Arjo ke dalam sungai.

Kedua anak korban juga sempat berteriak histeris menyaksikan peristiwa itu. 

Namun karena lokasi yang jauh dari permukiman tak ada satu pun warga yang mendengar mereka. 

Selang beberapa detik kemudian Arjo berhasil menyelamatkan diri dari terkaman buaya. 

Dengan kondisi lengan tangan kanan yang putus dan beberapa luka robek di sekujur tubuhnya.

Mendapati ayahnya yang berhasil menyelamatkan diri, kedua anaknya langsung membantu Arjo untuk naik ke atas perahu. 

Saat mendayung perahu darah segar mengalir deras dari lengan tangan Arjo.

Kedua anaknya lantas langsung buru-buru menyandarkan perahu ke tepian karena takut buaya masih mengejar mereka.

“Langsung putus tangannya. Kemudian korban menyelamatkan diri dengan menaiki perahu. Korban dan anaknya langsung jalan kaki kurang lebih sejauh dua kilometer,” papar Tanjaya.

Setelah berjalan, ketiganya kemudian ditemukan oleh warga Delas yang saat itu tengah beraktivitas. 

Kemudian warga langsung membawa korban ke rumahnya untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Setelah itu Arjo langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abu Hanifah, Bangka Tengah menggunakan mobil tetangganya.

Korban langsung mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena luka yang cukup serius.

Sekitar satu hingga dua jam ke depan korban akan segera dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di Pangkalpinang. 

Tak hanya itu warga sekitar juga saat ini masih berupaya untuk mencari lengan tangan korban yang putus.

“Rencananya sekitar satu jam lagi akan dirujuk ke Rumah Sakit di Pangkalpinang. Sampai saat ini tangan korban yang putus belum ditemukan,” ucapnya.

Terkait adanya warga yang diterkam Buaya tersebut Tanjaya mengimbau masyarakatnya untuk berhati-hati ketika pergi ke sungai.

 Terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai nelayan sungai.

Karena korban yang menjadi serangan buaya tersebut adalah seorang nelayan sungai. 

Diakuinya bahwa Sungai Nyire yang berbatasan dengan Desa Delas dan Pergam menjadi lokasi favorit buaya karena banyaknya ikan di sana.

“Korban memang  profesinya sebagai nelayan sungai mencari ikan. Kalau tidak ke sungai ya bekerja upah. Mungkin karena banyak ikan jadi buaya ada di situ untuk memakan ikan di jaringnya,” ungkap Tanjaya.

Musim Kawin Buaya

Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung, Endy R Yusuf mengingatkan masyarakat harus waspada saat beraktivitas di habitat buaya

Pasalnya rentang waktu dari September hingga Februari merupakan memasuki musim kawin buaya yang biasa memicu terjadi konflik buaya dengan manusia.

"Akhir tahun itu musim kawin buaya, September, Oktober sampai Januari hingga Februari, buaya di Babel ini jenis buaya muara bahkan lebih agresif dari buaya lainnya. Kalau masuk musim kawin akan lebih agresif, saat mencari pasangan, khawatirnya kalau lihat manusia kemungkinan penyerangan akan sangat tinggi sekali," jelas Endy kepada Bangkapos.com.

Sehingga masyarakat yang sudah mengetahui habitat buaya untuk menghindari dan kalau bisa mengurangi aktivitas di area tersebut.

"Kita imbau masyarakat yang sudah tahu ada buaya di sungai itu untuk menghindar, ini harus menjadi perhatian," kata Endi

Cara Selamatkan Diri di Serangan Buaya

Buaya empat meter muncul di Kolong Kepuh, Bacang Pangkalpinang.
Buaya empat meter muncul di Kolong Kepuh, Bacang Pangkalpinang. (Dok/Bangkapos.com)

Dikutip dari  Mirror.co.uk jika diserang buaya maka korban bisa menyolok mata buaya untuk membebaskan diri dari terkaman buaya.

Pasalnya mata merupakan bagian yang paling rentan dari tubuh buaya.

Jika diserang buaya cobalah untuk memukul atau menusuk mata dengan apa pun yang dimiliki seperti: dayung, tongkat, atau pisau bahkan tangan.

Selain itu  lubang hidung dan telinga juga bisa diserang secara efektif.

Pukulan keras atau luka pada salah satu area ini dapat menyebabkan hewan melepaskan korbannya.

Buaya memiliki lipatan jaringan di belakang lidah yang menutupi tenggorokan mereka ketika mereka tenggelam dalam air.

Tutup ini mencegah air mengalir ke tenggorokan mereka dan menghentikan buaya dari tenggelam ketika mulutnya terbuka.

Jika lengan atau kaki tersangkut di mulut buaya, mungkin bisa mencungkil katup ini.

Air kemudian akan mengalir ke tenggorokan buaya, dan kemungkinan besar hewan akan membiarkan Anda pergi

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto/Cici Nasya Nita) 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved