Berita Kriminalitas
Tawuran Merupakan Bentuk Kenakalan Remaja Tak Wajar, Psikolog Sebut Dipicu oleh Pengaruh Sosial
Tujuh orang pelajar Sekolah Menegah Pertama (SMP) ditangkap polisi setelah terlibat rencana tawuran di Pangkalpinang, beberapa waktu lalu.
Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Tujuh orang pelajar Sekolah Menegah Pertama (SMP) ditangkap polisi setelah terlibat rencana tawuran di Pangkalpinang, beberapa waktu lalu.
Mereka bersekolah di SMPN 4, SMPN 5, SMPN 7, dan ada juga ikut sekolah paket.
Akibat kelakuan mereka, satu pelajar tewas setelah terjatuh dari motor yang dikendarainya.
Korban ketakutan dikejar para pelaku sambil membawa senjata tajam, sehingga motor yang dikendarainya menabrak trotoar.
Dosen Psikologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Wahyu Kurniawan, menyebut tawuran merupakan salah satu bentuk dari kenakalan remaja yang tidak bisa ditolerir. hal ini akan memacu munculnya masalah perilaku lainnya dan bisanya akan berlanjut jika tidak ditangani segera.
Menurutnya, pola kenakalan remaja saat ini terus mengalami pergeseran yang jauh dibandingkan dengan pola kenakalan remaja masa lalu. Jika dulu hanya perkelahian, kini tawuran semacam ingin ditumbuhkan oleh para remaja sebagai satu tradisi perilaku buruk baru di Bangka Belitung,
"Memang benar dalam rentang usia ini, remaja ingin selalu diperhatikan, dianggap hebat, ingin diakui dalam lingkungannya karena usia ini masuk dalam proses pencarian jati diri. Tapi pola pencarian jati diri yang cenderung distruktif tidaklah bisa di benarkan, banyak cara yang bisa dilakukan tanpa harus tawuran," ungkap Wahyu kepada Bangkapos.com, Selasa (16/1/2024).
Menurut Wahyu, kemunculan kondisi ini sangat membuat khawatir, tidak saja sesama remaja, orangtua dan masyarakat umuk pun mengalami kecemasan yang sama, dan baru-baru ini, justru ada korban jiwa bukan karena tawurannya melainkan karena ketakutan berlebih dan ingin lari dari serangan.
"Tentu saja dampak lainnya selain khawatir, takutnya hal ini akan di jadikan tradisi baru mengingat dibeberpa kota-kota di luar Babel kerap adakan aksi tawuran dalam menyelesaikan masalah," ungkapnya.
Wahyu menyampaikan, banyak faktor penyebab mengapa kumpulan anak-anak ini kemudian ikut terlibat.
Diantaranya teori konfomitas atau suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
"Teori ini menjelaskan, salah satu individu mengikuti pola perilaku yang lain dalam kelompok tersebut. biasanya konformitas ini di dapat karena keinginan yang sama, tekanan melakukan, atau sebatas ingin mencoba dan agresivitas secara berkelompok meningkat semakin tingginya konformitas yang ia dapat dalam kelompok tersebut," jelasnya.
Kemudian, lanjut Wahyu, boleh jadi remaja kerap mencari sumber tontonan kekerasan yang dianggap contoh remaja kekinian, begitupula proses pengasuhan di rumah.
"Karena anak yang aktif mencari pembenaran di luar rumah, ingin di akui, ingin terlihat hebat di luar rumah dengan cara yang tidak tepat, bisa dipastikan rata-rata keluarga mengalami kekosongan dalam pengasuhan (Fatherless and motherless)," ungkap Wahyu.
Terkait kasus tersebut, kata Wahyu tentu saja menjadi tangung jawab bersama, apa lagi saat ini setiap sekolah telah menggalakkan profil pelajar pancasila, perlu perhatian sekolah, orangtua, pemerhati anak, pemerhati sosial budaya, pemerintah untuk memberikan solusi atas kasus tersebut agar tidak terulang kembali.
(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)
| Soal Korupsi Insentif Covid-19 Belitung Timur, Ini Kata Kepala Ruang Isolasi |
|
|---|
| Korupsi BPRS Toboali, Ini Kata Kepala Personalia BPRS Soal Terdakwa Yusman |
|
|---|
| Korupsi BPRS Toboali, Saksi Sebut Ada Pembiayaan Terhadap Keluarga Terdakwa Yusman |
|
|---|
| Sat Narkoba Polres Bangka Bekuk Pengedar Di Pinggir Jalan |
|
|---|
| Tersangka Mat Raye Dulu Pedagang, Sekarang Perompak Kapal, Mengaku Menyesal Usai Ditangkap Polisi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/13-remaja-diamankan-personel-Polresta-Pangkalpinang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.