Tribunners
Masyarakat Mendidik
Tentunya penanggulangan kenakalan remaja memerlukan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan
Oleh: Dr. Kartika Sari, M.Pd.I. - Pengawas Madya Kementerian Agama Kota Pangkalpinang
MASALAH penyimpangan perilaku remaja seperti penggunaan senjata tajam, penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan perilaku berisiko lainnya, terus menjadi sorotan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, baik dari keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat dan juga menandakan adanya kegagalan dalam sistem pendidikan, keluarga, dan masyarakat dalam membimbing generasi muda.
Sebagian masyarakat kita menganggap bahwa pendidikan remaja dibebankan dan menjadi tugas sekolah atau keluarga, padahal lebih jauh ini juga merupakan tanggung jawab masyarakat luas. Paradigma inilah yang terus mengakar sehingga persoalan perilaku remaja kita dewasa ini makin meningkat tajam.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai media lokal di Provinsi Bangka Belitung, tingkat kenakalan remaja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kasus yang sering terjadi meliputi tawuran antarpelajar atau remaja dan penggunaan senjata tajam.
Contoh kejadian di Kota Pangkalpinang, Kepolisian Resor Kota Pangkalpinang berhasil mengamankan 16 remaja yang diduga akan melakukan tawuran menggunakan senjata tajam dan juga berhasil mengamankan 17 remaja beserta senjata tajam jenis samurai dan celurit.
Selain itu, terjadi pula kecelakaan yang disebabkan oleh kejar-kejaran antar-remaja, mengakibatkan kematian salah satu pengendara sepeda motor, peristiwa perang sarung di salah satu kabupaten yang berlangsung selama bulan Ramadan, serta masalah narkoba yang makin memperpanjang daftar permasalahan tersebut.
Akar masalah kenakalan remaja bukanlah fenomena yang muncul tanpa sebab. Akar masalahnya sering kali kompleks, melibatkan faktor sosial, ekonomi, dan psikologis. Di satu sisi, pergaulan dengan teman sebaya yang salah, tekanan untuk diterima dalam lingkungan sosial, dan kurangnya pengawasan orang tua menjadi faktor pemicu.
Di sisi lain, ketidakstabilan ekonomi, akses terhadap media yang tidak terkontrol, serta kurangnya pendidikan karakter di sekolah, berkontribusi terhadap meningkatnya perilaku menyimpang di kalangan remaja. Untuk itu, kita tidak bisa hanya menjadi penonton saja, tetapi sebagai masyarakat harus memberikan kontribusi terhadap persoalan-persoalan yang mendera remaja kita dewasa ini.
Masyarakat mendidik mengandung pengertian bahwa setiap elemen masyarakat memiliki peran dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter remaja. Pendekatan ini menuntut keterlibatan aktif dari keluarga, sekolah, lembaga keagamaan, organisasi sosial, hingga media massa. Kerja sama antarsektor ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan pengembangan remaja yang sehat, baik secara fisik maupun mental.
Remaja dan Elemen Masyarakat Mendidik
Dalam dunia remaja, kelompok teman sebaya memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan remaja. Dengan demikian, pembentukan kelompok-kelompok positif yang didorong oleh komunitas lokal dapat memberikan alternatif pergaulan yang sehat seperti olahraga komunitas, klub-klub seni, dan kelompok belajar dapat mengalihkan energi remaja ke arah yang lebih produktif.
Adapun sekolah sebagai pusat pengembangan karakter memegang peranan penting tidak hanya dalam mendidik aspek akademik siswa, tetapi juga dalam pembentukan karakter mereka. Pendidikan karakter yang kuat dan komprehensif, yang terintegrasi dalam kurikulum sekolah, dapat menjadi kunci dalam mengurangi potensi penyimpangan perilaku remaja. Pendidikan karakter ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada, penguatan kedisiplinan, pembinaan etika, serta pengembangan bakat dan minat siswa.
Integrasi pendidikan karakter ke dalam kurikulum memungkinkan siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai positif melalui kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Melalui metode pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter, seperti pembelajaran berbasis projek, diskusi kelompok, dan kegiatan ekstrakurikuler, siswa dapat memperoleh keterampilan sosial, empati, dan kepekaan terhadap masalah sosial. Keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan positif ini dapat mengurangi kecenderungan remaja untuk terlibat dalam perilaku menyimpang.
Penguatan kedisiplinan merupakan aspek penting lainnya. Dengan adanya aturan yang jelas dan konsisten di sekolah, siswa diajarkan tentang pentingnya mematuhi norma dan nilai yang berlaku. Hal ini tidak hanya mengurangi perilaku menyimpang, tetapi juga membantu siswa mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian.
Selain itu, pembinaan bakat dan minat siswa sangat penting dalam mengarahkan energi dan perhatian remaja ke aktivitas-aktivitas yang konstruktif. Dengan mengidentifikasi dan mendukung pengembangan bakat dan minat siswa, sekolah dapat memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi diri mereka. Ini tidak hanya berkontribusi pada pengembangan keahlian individu, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan pribadi yang dapat mencegah perilaku menyimpang.
Kemudian orang tua dan keluarga yang merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak. Dalam hal ini, sebagai orang tua harus mampu menjadi contoh yang baik, memberikan pengawasan yang memadai, serta menghadirkan komunikasi yang efektif dengan anak. Keberadaan keluarga yang harmonis, pengasuhan yang penuh kasih, namun tetap tegas adalah kunci dalam mencegah anak terlibat dalam perilaku menyimpang.
Komunikasi yang terbuka dan berkelanjutan antara sekolah dan orang tua memungkinkan kedua pihak untuk berbagi informasi tentang perkembangan dan potensi masalah yang mungkin dihadapi siswa. Melalui kemitraan ini, sekolah dan orang tua dapat bekerja sama dalam mendeteksi tanda-tanda awal penyimpangan perilaku dan bertindak cepat untuk mencegahnya.
Peran media massa dan teknologi informasi juga tidak bisa diabaikan dalam membentuk pandangan hidup remaja. Edukasi tentang penggunaan media sosial yang bijak, serta penyajian tayangan yang mendidik, dapat membantu remaja mengembangkan pemikiran yang kritis terhadap informasi yang diterimanya.
Begitu pun peran lembaga keagamaan dan organisasi sosial juga sangat penting dalam mendidik para remaja kita. Lembaga keagamaan dan organisasi sosial dapat memberikan bimbingan spiritual dan moral yang membantu remaja memahami nilai-nilai kehidupan yang penting. Program mentoring, konseling, dan kegiatan sosial dapat menguatkan rasa tanggung jawab sosial dan empati terhadap sesama.
Tentunya penanggulangan kenakalan remaja memerlukan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Seluruh elemen harus bersinergi dan kembali fokus terhadap perilaku-perilaku yang dilakukan oleh remaja kita, jangan sampai menuju kedaruratan. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya melalui edukasi dan sosialisasi tentang dampak negatif dari perilaku menyimpang. Hal ini harus dilakukan secara luas dan berkesinambungan.
Contohnya kampanye antinarkoba yang sekarang kerap dilakukan secara kolaboratif oleh beberapa instansi pemerintahan (dinas kesehatan) dengan institusi pendidikan (sekolah/madrasah), jaksa masuk sekolah, dan lain sebagainya. Selain itu bisa juga melakukan seminar tentang bahaya penggunaan senjata tajam serta pelatihan keterampilan sosial.
Langkah penanggulangan selanjutnya adalah intervensi dini remaja yang berisiko terlibat dalam perilaku menyimpang sebelum masalah tersebut berkembang. Dalam hal ini, guru, orang tua, dan tenaga profesional lainnya seperti psikolog dapat bekerja sama dalam melakukan intervensi ini. Bagi remaja yang sudah terlibat dalam perilaku menyimpang, program rehabilitasi yang menyeluruh dan berbasis komunitas penting untuk mengembalikan mereka ke jalur yang positif. Program ini bisa melibatkan terapi, pendidikan kembali, dan pelatihan keterampilan kerja.
Masyarakat mendidik bukanlah konsep yang dapat dijalankan dalam semalam. Ini adalah gerakan kolektif yang membutuhkan kepedulian yang tinggi, kesabaran, ketekunan, dan komitmen dari semua elemen masyarakat. Dengan pendekatan holistik dan terpadu, diharapkan kita dapat mencegah dan mengurangi perilaku menyimpang remaja, membentuk generasi muda yang bertanggung jawab, dan membangun masa depan masyarakat yang lebih baik. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.