Berita Pangkalpinang
Komoditas Timah Melemah, Akademisi Saran Masyarakat Manfatkan Green Ekonomi dan Blue Ekonomi
Rendahnya daya beli berarti rendahnya konsumsi, yang sangat beririsan selanjutnya dengan produksi. Konsumsi dan produksi merupakan komponen output....
Penulis: Sela Agustika | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
Komoditas Timah Melemah, Akademisi Saran Masyarakat Manfatkan Green Ekonomi dan Blue Ekonomi
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Akademisi sekaligus dosen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani menyatakan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung ( Babel ) hampir 80 persen masih didorong oleh konsumsi.
Diketahui, komoditas Timah dari Tahun 2023 mendominasi ekspor sekitar 80 persen dari total ekspor Bangka Belitung.
Tercatat pada Bulan Januari 2024 nilai ekspor hanya 29,79 juta dolar Amerika Serikat, atau turun 82,55 persen dibandingkan Desember 2023 mencapai 170,64 juta Dolar AS. Disinyalir penurunan ekspor ini, karena tidak adanya ekspor timah selama Januari 2024.
Masyarakat yang bekerja secara langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas penambangan timah, pasti akan terdampak secara ekonomi ketika terjadi guncangan masalah pertimahan di Bangka Belitung.
“Berdasarkan data terdapat 33 smelter dan 30 eksportir Timah di Bangka Belitung, dengan jumlah variative tenaga kerjanya. Sehingga sangat terdampak signifikan ketika goncangan terjadi pada bidang pekerjaannya terhadap tenaga kerja. Keadaan ini menjadi salah satu penyebab terbentuknya pengangguran di Bangka Belitung,” kata Devi, Selasa (26/3/2024).
Devi menyebut, kondisi ini berpengaruh terhadap ekonomi seperti penurunan bahkan kehilangan pendapatan, yang berujung terhadap rendahnya daya beli tenaga kerja tersebut ataupun masyarakat.
Baca juga: Teriakan Terakhir Masari, Warga Dusun Serai Hilang Disambar Buaya di Sungai Nyire
Baca juga: Warga Bangka Selatan Keluhkan Sukar Mendapatkan Gas Elpiji 3 Kg Tiga Pekan Terakhir
Rendahnya daya beli berarti rendahnya konsumsi, yang sangat beririsan selanjutnya dengan produksi. Konsumsi dan produksi merupakan komponen output dari PDRB ataupun pertumbuhan ekonomi. Hal ini dimaknai bahwa semua akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Dosen Universitas Bangka Belitung ini mengajak agar masyarakat bersama-sama memanfaatkan sektor lain di luar Timah, seperti memanfaatkan green ekonomi (sektor pertanian) dan Blue ekonomi (sektor kelautan, perikanan dan pariwsata).
“Mari bersama dengan sinergitas kita optimalkan unggulan-unggulan pada wilayah kepulauan, dan tidak bergantung seutuhnya pada komoditas Timah,” ajaknya.
Devi menjelaskan, sangat terbuka luas bagi para investor untuk berinvestasi di Bangka Belitung pada bidang green economy dan blue economy.
Menurutnya Bangka Belitung masih memiliki potensi yang sangat optimal pada kedua bidang tersebut, dengan harapan dapat memberi kesempatan kerja dan peluang usaha yang besar bagi masyarakat dan pemulihan daya beli dapat meningkat kembali. (BangkaPos.com/Sela Agustika)
| Sosok SR Tega Tempel Wajan Panas & Setrika Anak Kandung Gegara Makan 2 Sosis, Kini Terancam Penjara |
|
|---|
| WNA Bangladesh Punya KTP Kabupaten Bangka, Terciduk Hendak Bikin Paspor, Kini Terancam Penjara |
|
|---|
| Wali Kota Pangkalpinang Ajak Guru Aktif di Media Sosial Bangun Citra Positif Pendidikan |
|
|---|
| Ibu Kandung di Pangkalpinang Setrika Anak Gara-gara Sosis, Perlahan Sembuh Bersama Keluarga Ayah |
|
|---|
| RSUD Depati Hamzah Gelar Forum Diskusi Publik, Libatkan Masyarakat Tingkatkan Kualitas Pelayanan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.