Bangka Pos Hari Ini

Ini Keinginan Kami, Melati Erzaldi Enggan Ikut Pilkada, Bursa Pencalonan Semakin Ramai

Tidak ada. Memang banyak ya yang mendorong saya. Mungkin melihat sosok saya yang kuat dan capable. Tetapi saya berpikir Pak Erzaldi dulu deh, Bangka..

Bangka Pos
Bangka Pos Hari Ini, Rabu (8/5/2024). 

Oleh karena itu menurutnya, untuk di Bangka Belitung, baik di level kabupaten/kota maupun level provinsi bisa dikatakan tidak kekurangan tokoh.

Lanjut dia, tokoh-tokoh yang bermunculan pun cukup bervariatif. Ada tokoh yang berasal dari suatu trah. Salah satunya trah Rosman Djohan. Kemudian ada juga trah Sofyan Rebuin dan trah Eko Maulana Ali.

Lalu, ada juga tokoh-tokoh yang memang tumbuh besar karena ikut membesarkan Bangka Belitung, misalnya kalangan pengusaha seperti sosok Hidayat Arsani.

“Artinya, tokoh-tokoh itu muncul karena faktor ekonomi, lalu kemudian terjun ke politik,” jelasnya.

Selanjutnya adalah tokohtokoh melayu, seperti Yusron Ihza Mahendra dari trah Yusril yang jarang absen di kompetisi Pilgub Babel.

“Seperti itu setidaknya jika berbicara penokohan. Karena gambaran kita bahwa suhu politik kita itu sangat egaliter. Artinya, semua punya kesempatan yang sama untuk berkompetisi,” tuturnya.

Lanjut dia, berdasarkan pengalaman sebelumnya, ada juga beberapa tokoh parpol yang ikut mencalonkan diri untuk berkompetisi.

Misalnya para kader parpor yang telah berhasil menduduki posisi kepala daerah di tingkat kabupaten/kota yang kemudian memutuskan untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi, yakni tingkat provinsi.

“Sederhanya seperti Eko Maulana Ali, Erzaldi, itu kan hasil kaderisasi di kabupaten yang lalu menantang petahana di level provinsi. Dulu Eko Maulana Ali menantang almarhum Hudarni Rani, terus Erzaldi menantang Rustam Efendi dan Hidayat Arsani yang levelnya memang provinsi,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Sandy menyebut bahwa bisa jadi pada Pilkada 2024 ini pola yang sama muncul kembali.

Misalnya Maulan Aklil (Molen) yang sukses di Pangkalpinang, yang juga bisa jadi punya kans untuk bertarung di level Gubernur meskipun dia sudah menyatakan diri tidak ikut kontestasi pilgub.

Selain itu, ada juga Sahani Saleh dari Belitung dan Riza Herdavid di Bangka Selatan yang juga bisa dikatakan sukses di jenjang kabupaten.

“Kemungkinan mereka juga punya kans besar di Provinsi. Tapi nanti liat bagaimana cairnya negoisasi dan koalisi yang terbentuk,” ucap Sandy.

Kata dia, selain faktor ketokohan, ada faktor-faktor lainnya yang akan mempengaruhi pilihan masyarakat pada Pilgub 2024 nanti.

Berbicara ketokohan menurutnya adalah perihal popularitas. Dalam kondisi sekarang, calon-calon yang populer cukup banyak. Bahkan ada yang sudah bergerilya sejak beberapa tahun lalu.

Kendati demikian, yang membuat para calon tersebut bisa terpilih salah satunya adalah faktor kecerdasan yang akan mempengaruhi konstituen atau pemilih di Babel.

Kemudian adalah faktor rekam jejak yang juga sangat positif untuk menjadi pertimbangan pemilih.

“Jadi itu bisa dilihat apakah ada jejak negatifnya. Kalau yang petahana akan disorot kinerjanya seperti apa,” tuturnya.

Lebih lanjut, mengenai peta koalisi di Pilgub Babel 2024, dirinya melihat sejauh ini masih belum mengerucut dan belum terbentuk.

Namun, dirinya menduga dan memprediksi bahwa koalisinya akan menjadi koalisi yang ramai dimana nanti setidaknya akan ada tiga koalisi yang terbentuk.

“Minimal akan ada tiga paslon. Karena berkaca pada pengalaman-pengalaman pilgub sebelumnya yang sangat cair dan terbuka untuk semua,” imbuhnya. (u2)

Sumber: bangkapos
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved