Tribunners
Menghidupkan Warisan Genetik melalui Budi Daya Padi Lokal
Budi daya padi lokal menjadi langkah strategi untuk konservasi sumber daya genetik dan pengembangan ketahanan pangan berbasis kewilayahan
Oleh: Ridwan Diaguna - Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PADI lokal di berbagai daerah merupakan salah satu kekayaan keanekaragaman hayati nasional. Iskandar dalam bukunya berjudul “Manusia, Budaya dan Lingkungan: Kajian Ekologi Manusia” mengutip tulisan Fox (1991) yang melaporkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 8.000 varietas padi. Sebagian besar varietas padi tersebut merupakan padi lokal atau padi tradisional yang telah ditanam petani secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Padi–padi lokal tersebut telah berkembang secara alami dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat.
Dalam beberapa dekade terakhir keanekaragaman padi lokal terus menurun secara drastis. Introduksi varietas unggul disinyalir dalam beberapa laporan penelitian menjadi salah satu penyebabnya.
Keanekaragaman padi lokal merupakan harta karun yang tak ternilai harganya. Padi lokal memiliki nilai budaya dan sejarah, dan lebih penting merupakan sumber daya genetik yang sangat berharga dalam upaya konservasi dan peningkatan ketahanan pangan. Budi daya padi lokal merupakan media penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya genetik tersebut sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
Setiap aksesi padi lokal memiliki karakteristik unik yang mencerminkan kekayaan genetik dan adaptasi ekologis yang tinggi. Misalnya, padi gogo, yang mampu tumbuh di lahan kering dan berdrainase buruk, merupakan contoh bagaimana keanekaragaman genetik memungkinkan padi untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan. Padi lokal sering kali memiliki rasa dan aroma khas yang tidak dimiliki oleh varietas modern, menjadikannya penting dalam budaya dan tradisi kuliner lokal.
Budi daya padi lokal di daerah merupakan salah satu strategi konservasi sumber daya genetik yang efektif, murah, dan tepat sasaran. Upaya tersebut perlu didukung dengan kebijakan–kebijakan pemerintah daerah yang berorientasi produksi pangan berkelanjutan.
Pemerintah daerah perlu menginisiasi sebuah program yang mendorong dan memfasilitasi petani untuk membudidayakan padi lokal secara sistematis ke dalam praktik pertanian modern yang terus berkembang. Program tersebut dapat diarahkan dalam bentuk pemanfaatan lahan marginal, penguatan kapasitas petani tradisional, insentif budi daya, kerja sama riset dan pengembangan, serta penguatan sistem perbenihan padi lokal.
Pemerintah daerah perlu mendorong pemanfaatan lahan marginal sebagai daerah pengembangan padi lokal. Salah satu potensi lahan marginal yang dapat didorong adalah tegakan kelapa sawit yang sangat luas potensi areanya. Tegakan kelapa sawit dapat dikategorikan sebagai lahan marginal karena biasanya berupa lahan kering dan memiliki naungan yang cukup tinggi. Keduanya menjadi faktor pembatas yang cukup penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman.
Beberapa padi lokal memiliki kemampuan adaptasi yang relatif tinggi terhadap lingkungan tumbuh yang kurang optimal. Hal tersebut akan mampu meningkatkan ketahanan pangan lokal sekaligus meningkatkan produktivitas lahan kelapa sawit, terutama sawit rakyat.
Upaya mendorong produksi padi lokal di bawah tegakan (terintegrasi) kelapa sawit perlu didukung dengan adanya pengembangan teknologi budi dayanya serta riset untuk mengidentifikasi aksesi padi lokal yang memiliki potensi toleransi tinggi terhadap naungan. Riset eksplorasi padi lokal yang memiliki kandungan nutrisi tertentu juga perlu dilakukan, salah satunya adalah padi lokal yang memiliki kandungan zinc yang tinggi. Padi lokal yang memiliki kandungan zinc tinggi dapat didorong untuk diproduksi dan dikonsumsi secara tradisional oleh petani untuk menurunkan angka stunting di daerah.
Riset dan pengembangan tersebut perlu dilakukan bekerja sama dengan perguruan tinggi. Padi lokal tersebut mungkin selama ini memiliki produktivitas yang rendah, namun dengan mendorong produksinya terintegrasi kelapa sawit yang disertai teknologi spesifik mungkin akan mampu mendorong produktivitas lahan dan upaya pengentasan stunting.
Paket teknologi budi daya tersebut perlu disampaikan kepada petani melalui pelatihan dan pendampingan. Upaya–upaya ini perlu dilakukan untuk menguatkan kapasitas petani tradisional dalam menyukseskan program budi daya padi lokal yang berkelanjutan.
Insentif dapat diinisiasi bagi petani yang melakukan budi daya padi lokal. Insentif tersebut dapat berupa bantuan teknis, program subsidi sarana produksi, dan insentif harga dan pasar yang memadai agar petani dapat menerima nilai manfaat ekonomi selain konsumsi langsung rumah tangga. Pemerintah daerah juga dapat menggalakkan kampanye “beras padi lokal” untuk mempromosikan konsumsi padi lokal dan kesadaran konsumen lokal untuk mendorong rantai ekonomi yang berkelanjutan.
Yang tidak kalah penting lainnya dalam keberhasilan implementasi program menghidupkan warisan genetik melalui budi daya padi lokal adalah ketersediaan benih yang bermutu tinggi. Kesadaran konsumsi yang tinggi terhadap beras padi lokal akan memantik permintaan produksi beras padi lokal yang juga meningkatkan. Peningkatan area produksi akan membutuhkan ketersediaan benih yang tepat. Ketepatan ketersediaan benih tersebut meliputi ketepatan aksesi, mutu, harga, jumlah, lokasi, dan waktu.
Pencapaian ketepatan penyediaan benih tersebut perlu didorong dengan penguatan sistem penyediaan benih padi lokal. Produsen benih perlu dibina, instansi sertifikasi dan pengujian mutu benih di daerah perlu dikuatkan. Hal ini akan memastikan petani dapat mengakses ketersediaan benih padi lokal secara tepat.
| Momen HKN 2025: Ramai di Permukaan, Hampa di Kesadaran |
|
|---|
| 25 Tahun Bangka Belitung, DNA Bangka: Dekonstruksi Identitas Melalui Lensa Historis dan Hegemoni |
|
|---|
| MTQ dan Keteguhan Jiwa dalam Spirit Perjuangan di Tengah Krisis Multidimensi |
|
|---|
| Memperjuangkan Gerakan Membaca |
|
|---|
| Menjaga Ingatan Pahlawan, Meneguhkan Amanah Konstitusi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20230128_Ridwan-Diaguna-Dosen-Fakultas-Pertanian-Institut-Pertanian-Bogor.jpg)