Resonansi
Kredit Usaha Rakyat
Kongkalikong para tersangka korupsi KUR Bank Sumsel Nabel diduga bermula dari program pemberdayaan petani.
Penulis: Ade Mayasanto | Editor: fitriadi
Sementara itu, investasi oleh usaha skala menengah dan besar hanya mencapai 8,11 persen dari total investasi. Terdiri dari 50,18 juta usaha non-UMK perseorangan (0,39 persen) dan 981.000 usaha non-UMK badan usaha (7,72 persen).
Data realisasi investasi tahun 2022 oleh BKPM, realisasi investasi UMK mencapai Rp 318,6 triliun. Dari segi nilai, itu masih jauh di bawah capaian investasi sektor menengah-besar yang sebesar Rp 1.207,2 triliun.
Meski demikian, dampak penciptaan lapangan kerja yang dibawa investasi UMK lebih besar, sampai enam kali lipat melebihi investasi non-UMK.
Sepanjang tahun 2022, investasi UMK mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7,6 juta orang, sementara investasi menengah-besar 1,3 juta orang.
Dengan data-data ini tentu sangat disayangkan bila ada satu, dua dan tiga serta seterusnya dugaan korupsi menggerogoti upaya baik dalam program KUR tersebut.
Celakalah kiranya bila kemudian kejujuran mesti dibuang ke tanah lalu memungut uang sogok. Bila keserakahan meluas. Bisa saja, segala macam oknum dibeli.
Praktik-praktik ini bisa membawa dampak yang luar biasa melemahkan dalam kehidupan kita. Kepercayaan kita pada sistem kian tergerus oleh praktik tersebut.
Imbasnya, kita kehilangan respek dan kepercayaan atas institusi. Kita juga bisa kehilangan kepercayaan kepada produk karena subtansi urusan bercampur dalam kenikmatan plus kepentingan kelompok tertentu.
Menukil pernyataan Stephen Covey Junior dalam teori gelombang kepercayaan atau 5 Waves of Trust Effect, reputasi yang baik di sebuah institusi, terutama institusi public, membuat keyakinan public semakin besar kepada sistem yang dikelolanya. Sebab, reputasi ini tumbuh sejak awal keberadaan kredibilitas para pelaku di dalam sistem. Bila publik tidak percaya atas kredibilitas para pelaku, tentu institusi dan sistem yang berjalan bakal tidak mendapat hati public.
Piotr Sztompka lalu menjelaskan proses terbentuknya kepercayaan dan ketidakpercayaan terhadap sesama individu, masyarakat dan institusi dalam tiga kategori. Pertama, percerminan kepercayaan, dimana manusia lebih banyak mengunakan rasionalitas sebagai dasar pengambil keputusan. Kedua, dimensi dasar kepercayaan dari proses sosialisasi. Dan terakhir, dimensi budaya kepercayaan. Bisa dari pengalaman sejarah atau tradisi kepercayaan yang selama ini terbentuk di masyarakat.
Begitulah reputasi dan kepercayaan berjalan. Naik dan turun bergantung kredibilitas personal dan institusi di dalam sistem.
Karena itu, begitu terhempas badai atau sebab lain, kita hanya tahu soal sejumlah fakta yang terjadi. Uniknya, saat itu terjadi, kita merasa tidak mampu lagi untuk kaget.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.