Supriyani Guru Honor di Sultra Beber Kronologi Uang Damai Untuk Tutup Laporan Kasus Aniaya Muridnya

BANGKAPOS.COM, KENDARI - Supriyani (38) guru honorer SDN 4 Baito, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) blak-blakan mengungkap kasus dugaan penganiayaan terhadap murid yang dituduhkan kepadanya.

Satu di antara fakta yang diungkap Supriyani adalah adanya permintaan uang damai agar dugaan kasus pemukulan yang dilaporkan ke kepolisian dicabut dan proses hukumnya dihentikan.

Seperti diberitakan, Supriyani dilaporkan orangtua muridnya dengan tuduhan memukul anaknya menggunakan gagang sapu saat berada di sekolah.

Orangtua murid yang melaporkan Supriyani adalah Kanit Intelkam Polsek Baito, Aipda Wibowo Hasyim.

Aipda Wibowo Hasyim sendiri membantah soal permintaan uang damai kepada Supriyani.

Baca juga: Aipda Wibowo Hasyim Tertekan Seusai Supriyani Guru Honorer Beber soal Permintaan Uang Damai

Bagaimana sebenarnya awal mula munculnya informasi seputar uang damai tersebut?

Simak wawancara eksklusif TribunnewsSultra.com bersama Supriyani di kediamannya di Kecamatan Baito, Kabupaten Konsel, Provinsi Sultra, Senin (28/10/2024).

Kronologi kasus ini seperti apa? Awal mulanya seperti apa sih bu?

Awalnya itu hari Jumat, 26 April 2024 kiranya pukul 12.30 Wita, siang itu saya ditelepon penyidik Polsek Baito yang bernama Pak Jefri, nah di situ saya ditelepon.

Teleponnya assalamualaikum bu. 

Karena itu nomor baru saya belum save (simpan). 

Lalu saya tanya siapa ini pak?

Saya Jefri dari Polsek Baito. 

Ada apa pak?

Ibu di mana?