Berakhirnya Program Magang MBKM di Dinas Sosial Pangkalpinang, Apa Makna dan Dampaknya?

Oleh: Waldimer Pasaribu, S.Psi., M.Si.Psikologi – Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung

SEIRING berakhirnya program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Dinas Sosial Kota Pangkalpinang, banyak hal yang layak kita renungkan. Program magang MBKM merupakan bagian dari inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memperkaya pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja, meningkatkan keterampilan, dan memperluas wawasan mereka di luar kelas. Di sisi lain, Dinas Sosial Pangkalpinang sebagai institusi yang menangani berbagai permasalahan sosial di masyarakat mendapat tenaga tambahan yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan yang ada. Ketika masa magang ini berakhir, timbul berbagai pertanyaan tentang makna, dampak, serta bagaimana melanjutkan manfaat dari program ini ke depannya.

Program MBKM: Sebuah Inovasi untuk Pendidikan dan Karier Mahasiswa

Program MBKM diperkenalkan sebagai upaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia untuk memperkuat keterkaitan antara pendidikan tinggi dan dunia kerja. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman bekerja di sektor-sektor yang relevan dengan studi mereka. Program ini membantu mereka memperoleh keterampilan praktis dan pengembangan soft skills yang tidak selalu tercapai dalam pembelajaran di ruang kelas. Lebih dari sekadar magang, program MBKM juga menyediakan pengalaman nyata yang akan berperan dalam memperkuat kesiapan mahasiswa menghadapi tantangan kerja setelah lulus.

Pada konteks dinas sosial, mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, kesejahteraan sosial, psikologi, kesehatan masyarakat, dan hukum dapat terlibat dalam berbagai aktivitas yang berkaitan langsung dengan isu sosial. Mereka belajar mengenai proses asesmen terkait kebutuhan yang diperlukan saat di lapangan ketika menangani kasus, pendampingan masyarakat, dan pelayanan publik yang lebih intensif. Bagi banyak mahasiswa, kesempatan ini menjadi pengalaman pertama mereka bertemu langsung dengan masyarakat yang membutuhkan bantuan, memahami masalah sosial secara lebih dekat, dan berusaha memberikan solusi melalui program pemerintah.

Dampak Positif Program Magang MBKM di Dinas Sosial Pangkalpinang

Keberadaan mahasiswa magang di Dinas Sosial Kota Pangkalpinang memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak, baik mahasiswa maupun instansi pemerintah tersebut. Mahasiswa memperoleh pengalaman berharga yang akan memperkaya portofolio dan meningkatkan keterampilan praktis mereka. Selain itu, mereka juga dapat melihat dan mengetahui tentang sistem kerja pemerintahan ketika menangani isu-isu sosial, termasuk keterbatasan sumber daya yang sering menjadi kendala dalam penyelesaian masalah masyarakat.

Sementara itu, bagi dinas sosial, adanya mahasiswa magang membantu meringankan beban kerja, khususnya dalam pelayanan dan pendampingan kepada masyarakat. Mahasiswa magang sering kali menjadi penggerak tambahan untuk program-program seperti pemberian bantuan sosial, pembinaan masyarakat rentan, dan pendampingan kepada kelompok disabilitas atau lansia, ucap Dian Ario Sekunda, S.IP., M.Si. (Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Pangkalpinang) saat mengawali apel pagi di lapangan Dinas Sosial Kota Pangkalpinang. Selain itu, ide-ide dan pergerakan mahasiswa pun sangat cepat dan tangkas ketika menerima informasi kasus dan memberikan sumbangan dalam percepatan menangani kasus masalah sosial, ungkap Syafei, S.E. (Sekretaris Dinas Sosial Kota Pangkalpinang) ketika mengobrol ringan bersama penulis.

Program ini memberikan kesempatan bagi dinas sosial untuk melihat kualitas dan potensi mahasiswa, yang mungkin nantinya bisa direkrut menjadi tenaga kerja profesional di masa mendatang. Secara tidak langsung, magang MBKM di dinas sosial menjadi "bagian dari cara pembentukan karakter" yang baik bagi pihak pemerintah untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas di bidang pelayanan sosial. Mahasiswa pun merasa senang dan dihargai karena mendapat ilmu yang baru serta arahan dan pendekatan yang sangat hangat dari pihak Dinas Sosial Kota Pangkalpinang, saat magang MBKM (selama 16 minggu).

Berakhirnya program magang MBKM di Dinas Sosial Kota Pangkalpinang menandakan pentingnya evaluasi dan pengembangan program ini ke depan. Pengalaman yang didapatkan oleh mahasiswa selama magang MBKM membawa dampak positif yang besar, baik dalam meningkatkan kompetensi mereka maupun memperkaya wawasan tentang masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Program ini mungkin bersifat sementara, namun dampaknya sangat berarti dan harapan harus terus berlanjut.

Setiap pihak yang terlibat, baik mahasiswa, dinas sosial, maupun kampus, memiliki peran penting untuk memastikan agar hasil dari program magang ini dapat diteruskan dan dimanfaatkan. Keberhasilan program ini akan menjadi langkah awal yang baik untuk membangun masa depan tenaga kerja sosial yang lebih siap dan berkomitmen dalam menangani masalah-masalah sosial di Indonesia.

Dengan demikian, berakhirnya program magang MBKM seharusnya tidak hanya menjadi titik akhir bagi pengalaman kerja mahasiswa, tetapi juga menjadi awal dari perubahan-perubahan yang lebih besar dalam dunia pendidikan dan pelayanan sosial di Indonesia. Hal ini pun didukung dengan Lewin’s Change Theory (1951) menggunakan pendekatan refreeze (meningkatkan kekuatan pendorong yang mengarahkan perilaku ke arah perubahan yang diinginkan), unfreeze (memperlambat kekuatan penentang yang mendorong orang untuk melekat ke status quo), dan change (menggunakan kombinasi keduanya untuk menuju perubahan) guna memengaruhi transformasi jangka panjang menjadi relevan, inovatif, dan adaptif terhadap tantangan dan peluang baru. (*)