BANGKAPOS.COM -- Sosok Hafiz dokter lulusan Universitas Indonesia (UI) kini pilih hidup melarat.
Ia sudah 9 tahun tinggal di kolong jembatan wilayah Kadilangu, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Alasannya betah tinggal di kolong jembatan Hafiz ingin hidupnya lebih tenang.
Hal itu ia beberkan dalam video di kanal Youtube Sinau Hurip, Mas Adi.
"Kenapa memilih hidup seperti ini?" tanya Mas Adi.
"Lebih tenang rasanya. Kalau mematikan hasrat (Hidup) sih enggak, saya masih butuh makan, masih butuh macam-macam. Manusia itu enggak bisa, cuma berusaha," imbuh Hafiz.
Baca juga: Penyebab Indonesia Terdampak Gempa Rusia Hingga Berpotensi Terjadi Tsunami Meski Jaraknya Jauh
Namun titik balik Hafiz memilih hidup di kolong jembatan adalah karena insiden kecelakaan yang merenggut nyawa sang istri dan anak.
Ya, anak dan istri Hafiz kini telah meninggal dunia.
"Peristiwa apa yang bikin sampeyan berubah 180 derajat," tanya Mas Adi.
"Istri meninggal. Habis itu anak kuliah mau wisuda, anak kuliah di Jerman waktu itu. Pulang ke Indonesia, belum sampai ke rumah, kecelakaan, meninggal. Dari situ saya frustasi gimana caranya," akui Hafiz.
Setelah istri dan anaknya meninggal dunia, kehidupan berwarna Hafiz berubah jadi gelap.
Hal itulah yang membuat Hafiz meninggalkan semua pekerjaannya.
"Dari situ kebetulan di rumah ada yayasan pendidikan, saya pasrahkan ke saudara-saudara angkat. Saya keluar (rumah). Saya di Jawa Barat, Cianjur. Di Cianjur enggak kerasan, saya ke Singapura. Saya diam ke Singapura kumpul sama teman-teman dokter, habis itu saya pulang lagi ke Indonesia," ujar Hafiz.
Selama tiga bulan setelah sang istri meninggal, Hafiz mengaku merasa kosong.
Namun yang diingat Hafiz saat itu adalah tetap sholat.