Bangka Pos Hari Ini
Guru Honorer Terancam Nganggur, Sekolah Negeri Akan Diisi Guru PPPK
Hati Suzana (43) seketika gusar saat mengetahui profesi yang dijalani selama belasan tahun kini terancam hilang.
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Hati Suzana (43) seketika gusar saat mengetahui profesi yang dijalani selama belasan tahun kini terancam hilang.
Guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Bakam, Kabupaten Bangka itu terancam tak bisa mengajar lagi sebab pemerintah memutuskan untuk menghapus tenaga honorer pada tahun 2023.
Lirih berat suaranya cukup menandakan bahwa ia sangat khawatir.
Apalagi konsistensi dirinya mengabdi tidak pernah tanggung-tanggung untuk pendidikan.
Itu terbukti dari 15 tahun lebih masa pengabdiannya.
Masih jelas diingatannya, kebersamaan dengan murid dan raut ceria wajah mereka selama ini menjadi rutinitas harian membuat harinya kian berwarna.
Namun, kenangan itu bisa saja tak terulang kembali jika nantinya ia tak lolos seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK/P3K) sebagai program lanjutan pengganti guru honorer.
“Khawatir kehilangan pekerjaan pasti ada, apalagi saya mengajar dari dulu, mungkin murid saya sekarang juga sudah lulus kuliah dan sudah pada kerja dan berumah tangga,” ucapnya lirih kepada Bangka Pos, Kamis (1/9) sore.
Baca juga: Waspada Cuaca Buruk di Empat Daerah Bangka Belitung Hari Ini
Baca juga: Besok Petugas Pajak Pangkalpinang Ketuk Pintu Rumah Warga Gegara 45.915 WP Belum Bayar PBB-P2
Suzana menuturkan mengabdi belasan tahun dengan status guru honorer tak menyurutkan semangat dan dedikasinya mengajar murid.
Baginya, profesi guru merupakan panggilan jiwa sekaligus wadah menebar jariyah ilmu.
Namun sebagai guru honorer itu menempatkan dirinya bagaikan pemain cadangan bahkan tidak lagi dapat jatah mengajar saat kebijakan pemerintah diterapkan.
Nasibnya sebagai guru honorer pun terkatung-katung dengan penuh ketidakpastian.
Padahal menjadi guru adalah profesi yang sangat dicintainya.
Walaupun dengan gaji yang sangat terbatas namun rasa syukur dan ikhlas menjalani pofesi guru sebagai panggilan hati.
“Suatu pekerjaan akan terasa ringan jika seseorang menjalaninya dengan senang hati. Sebaliknya, suatu pekerjaan akan terasa berat jika dia menjalaninya tidak dengan hati lapang,” ucapnya.
