Berita Pangkalpinang

Bincang Khusus dengan Radmida, Simak Pengakuannya Usai Lepas Jabatan Sebagai Sekda Pangkalpinang

ini tentunya membuat beberapa kalangan kaget seolah tak percaya bahwa Sekda perempuan satu-satunya se-Sumatera dan se-Bangka Belitung ini diganti

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Tangkapan Layar Mantan Sekda Pangkalpinang, Radmida Dawam saat menjadi bintang tamu dialog ruang tengah Bangka Pos di Studio Bangka Pos, Rabu (11/1/2023).  

Q : Bagaimana respon keluarga setelah menerima kabar ini?

A : Kalau suami saya mengatakan tidak apa-apa, adik-adik saya juga tidak apa-apa. Menurutnya itu adalah hal yang terbaik, itu biasa saja karena kita tidak tahu Allah akan merencanakan apa.

Q : Selama menjabat sekda apakah baik-baik saja dan tidak berefek kepada orang lain?

A : Saya bekerja selalu sesuai dengan aturan. Tetapi buat orang lain terserah yang penting saya sudah menyampaikan, dirapatkan dahulu seperti itu. Terkadang orang itu ada yang suka dan tidak suka itu adalah yang biasa. Tetapi selama itu benar jalani saja. Semua berpedoman dengan aturan yang ada.

Jadi kalau pimpinan sesuai aturan saya akan dukung habis-habisan. Tetapi kalau melanggar aturan akan saya tinggal juga. Karena tugas saya ini menyelamatkan atasan, menyelamatkan diri saya sendiri dan menyelamatkan bawahan saya.

Memang tidak semua orang paham dengan aturan, saya juga tidak alergi kalau ada bawahan yang menginformasikan bahwa apa yang saya lakukan salah. Justru saya terima kasih, saya juga senang kalau ada atasan menyampaikan kesalahan saya. Saya tidak anti kritik, kalau merasa kurang kita siap untuk dikritik.

Q : Sekda itu repot, dengan kesibukan di dalam maupun di luar kantor justru menjadi bumerang buat ibu sendiri?

A : Saya tidak pernah berpikir begitu, umur saya sendiri sudah mau hampir 59 tahun. Alhamdulillah Allah memberi saya kesehatan. Saya berusaha kerja dengan ikhlas itu yang membuat saya mengerjakan apapun juga. Selagi kita baik orang mau ngomong apapun itu silakan, apalagi hubungan kita dengan Allah itu niatnya ada di dalam hati.

Kalau kita menanggapi orang lain misalnya kegiatan beramal dikira ingin berpolitik dan sebagainya hal-hal seperti itu kita tidak jadi beramal. Kegiatan beramal yang saya lakukan juga tidak mengganggu kegiatan sosial lainnya, tidak menggunakan anggaran pemerintah kota maupun APBD. Saya melakukan kegiatan sosial itu berasal dari gaji dan tunjangan saya. Alhamdulillah rezeki itu dari mana-mana. Saya ini memberikan yang halal.

Filosofi saya dalam hidup ini sangat penting saya memberikan dengan yang halal, orang menerimanya juga dengan halal, dan ini untuk masyarakat karena basic saya dari Kementerian Sosial. Terbiasa dengan penyandang cacat dan lain sebagainya jadi saya biasa. Justru itu menyenangkan. Saya ikhlas saja melakukan ini semua, saya senang kalau didoakan.

Q : Apa saja yang ibu berikan kepada masyarakat, kenapa harus kasur yang dipilih?

A : Ini berawal karena saya bermimpi almarhum ibu saya. Saya juga sering melihat ibu-ibu tidurnya Itu di karpet tidak punya kasur. Orang tua kalau tidur dikasih kasur juga tidak bisa, saya mencoba menyiapkan kasur.

Kasur ini adalah tempat orang berisi istirahat, kalau mereka nyaman beristirahat, kalau tidurnya nyenyak nyaman, membuat orang nyaman itu ada kepuasan tersendiri bagi saya. Itu filosofi saya bagaimana membuat kenyamanan bagi para orang tua.

Program saya 1000 kasur tetapi sekarang baru beberapa ratus. Ini saya mulai sekitar tiga tahun yang lalu. Ini di bidik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara saya menjadi pejabat pimpinan tinggi pratama teladan nasional.

Q : Setelah dipindah menjadi staf ahli apa yang akan ibu lakukan?

Sumber: bangkapos.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved