Idul Adha
Contoh Khutbah Idul Adha 2023, Cocok untuk Dibawakan di Masjid dan Lapangan, Mudah Dihapal
Contoh Khutbah Idul Adha 2023, Cocok untuk Dibawakan di Masjid dan Lapangan, Mudah Dihapal
Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Pada waktu Imam Malik menulis kitab Al Muwatho’, ada sebagian orang yang memberi masukan kepada beliau, “Wahai Imam Malik, kitab Al Muwatho’ sudah banyak. Mengapa engkau menulis Al Muwatho‘?”
Kemudian Imam Malik menjawab, “Amal yang dilakukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, dialah yang akan abadi.”
Sekarang Anda bisa bayangkan. Kalau di zaman dahulu di zaman Imam Malik ada yang mengatakan bahwa kitab Al Muwatho’ sudah banyak, sekarang mana kitab Al Muwatho’ selain kitab Al Muwatho’nya Imam Malik?
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabadikan kitab Al Muwatho’ karya Imam Malik, sementara Al Muwatho’ karya yang lainnya tidak terlihat. Karena amal yang dilakukan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti diabadikan oleh-Nya.
Teruslah beramal shalih, berjuang untuk ikhlas. Karena kita tidak tahu dari sekian banyak amal yang kita lakukan itu mana yang akan Allah Subhanahu wa Ta’ala terima dan mana yang akan Dia abadikan, maka sebaiknya kita terus berjuang mengukir sebuah prestasi, yaitu mendapatkan aliran pahala di saat kita meninggal dunia.
Itulah umur yang kedua, pada waktu kita sudah meninggal, namun pahala kita terus mengalir. Dan itulah harapan yang bisa seorang mukmin lakukan. Sebab ternyata amalannya tidak terhenti hanya dengan hembusan nafas terakhir, namun amalannya bisa terus berlanjut dengan amalan-amalan shalih yang dia lakukan dengan ikhlas dan diikuti oleh generasi setelahnya.
Selanjutnya jama’ah, barangkali bagian dari pelajaran yang bisa kita jumpai beberapa hari terakhir ini.
Banyak dari kaum muslimin yang menghendaki untuk bisa berangkat haji. Namun karena keterbatasan, baik biaya maupun jumlah quota, sehingga banyak dari mereka yang tidak bisa melaksanakan. Mereka yang kaya yang sudah berusaha untuk mendaftar, ternyata harus mengantre dalam kurun waktu yang sangat lama. Bahkan di antara kita ada yang sampai putus asa.
Kalau daftar sekarang, kemudian harus antre hingga 30 bahkan 40 tahun ke depan. Kapan kita bisa berangkat? Demikian pula mereka yang antre di furoda/ haji plus, ternyata harus menunggu juga dalam waktu yang lama. Ribuan jama’ah pada waktu kemarin, tidak jadi berangkat.
Namun apapun itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala itu Maha Adil. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan bagi siapapun untuk mendapatkan nilai pahala.
Sebagaimana orang yang beramal, apabila ia mempunyai semangat untuk melakukan amal itu namun tidak bisa mewujudkannya karena udzur yang dia alami.
Sehingga mungkin ada di antara kita yang ingin sekali dan semangat untuk berangkat haji, namun kita membayangkan dengan keterbatasan dana. Kita merasa tidak bisa mendaftar haji yang mahal, hanya bisa mendaftar yang reguler dan itu pun antrenya sangat panjang. Dan kita tidak tahu, tawakkal ‘alallah, kapan akan berangkat.
Jama’ah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,
Bisa jadi kita berangkat haji dengan ruh kita. Dalam arti, kita mempunyai semangat untuk memperbaiki diri dan beramal shalih meskipun kita tidak berada di tanah suci.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sewaktu kembali dari Perang Tabuk, sebagaimana diceritakan oleh sahabat Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau mengatakan,
إِنَّ بِالْمَدِينَةِ لَرِجَالاً مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلاَ قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلاَّ كَانُوا مَعَكُمْ حَبَسَهُمُ الْمَرَضُ
“Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak ikut melakukan perjalanan perang, juga tidak menyeberangi suatu lembah, namun mereka bersama kalian (dalam pahala). Padahal mereka tidak ikut berperang karena kedapatan udzur sakit.” (HR. Muslim no. 1911)
Maa syaa Allah, orang-orang ini tinggal di Madinah dan tidak ikut berangkat menuju Perang Tabuk. Namun kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Apapun yang kalian alami, perjalanan yang kalian tempuh, naik ke atas bukit dan turun ke lembah, kelelahan yang kalian alami, mereka yang berada di Madinah turut mendapatkan pahalanya.”
Orang seperti ini mengapa mendapat pahala? Karena mereka memiliki semangat namun mereka tidak bisa melaksanakannya sebab tertahan dengan kondisi sakit yang mereka alami.
Bisa jadi di antara kita mempunyai udzur karena tidak mampu atau tidak mendapatkan quota haji. Namun mereka yang memiliki semangat untuk melaksanakan ibadah haji, in syaa Allah ketika dia melakukan amal shalih di tempatnya, semoga dia mendapatkan pahala sebagaimana mereka yang berada di sana.
Inilah orang-orang yang menempuh perjalanan dengan ruhnya. Mereka mempunyai semangat untuk melakukan amal shalih, meskipun mereka tidak bisa karena memiliki udzur.
Selanjutnya, sebagai khutbah yang terakhir. Kami sampaikan kepada ummahat, para ibu, sebagaimana pesan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)[1]
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan kepada mereka untuk memperbanyak sedekah.
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ
“Wahai para wanita, bersedekahlah.” (HR. Muslim)
Sehingga ketika beliau mengingatkan tentang bahayanya neraka, beliau mengingatkan mereka untuk bersedekah. Karena sedekah merupakan salah satu di antara tameng bagi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala dari panasnya neraka.
Salah seorang bertanya karena ingin tahu penyebabnya, “Mengapa (para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka), ya Rasulullah?”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ
“Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari kebaikan suami.” (HR. Muslim)
Nilai kesabaran yang ringan, itulah yang menyebabkan wanita menjadi mudah untuk mengeluh, mengumpat, mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak Allah Subhanahu wa Ta’ala ridhai, dan tidak bisa berterima kasih kepada suaminya.
Sehingga kebaikan suami yang banyak barangkali mereka lupakan hanya karena satu kesalahan/ kekeliruan dalam pandangan matanya. Perlu untuk bersabar dalam menghadapi semua ini.
Alhamdulillah, ibu-ibu yang sudah mengenal Al-Qur’an dan sunnah dengan baik sesuai pemahaman para sahabat, syaa Allah nasihat semacam ini sangat ringan untuk diterima. Meskipun bagi sebagian orang ini terasa berat.
Karena sesungguhnya surga yang Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan bagi para wanita itu cara menempuhnya berbeda dengan lelaki. Jihadnya wanita bisa jadi dilakukan di dalam rumah. Namun jihadnya lelaki adalah perjuangan ketika dia menghadapi lingkungannya.
Karena itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda,
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad)
Selanjutnya kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang mempunyai semangat untuk mengukir amalan yang bisa kita tinggalkan untuk generasi setelahnya. Dan kita juga memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga menjadikan kita imam bagi orang-orang yang baik dan bertakwa, serta imam dalam ketaatan.
Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang istiqamah di atas jalan yang lurus. (*)
Beda Cuti Bersama Lebaran Idul Adha 2023 Bagi PNS dan Karyawan Swasta, Begini Penjelasan Menaker |
![]() |
---|
Resep Kue Labaran Idul Adha, Nastar Keju yang Super Lembut dan Lumer di Mulut |
![]() |
---|
Doa Menyembelih Hewan Kurban, Sapi, Kerbau, Kambing, Unta hingga Ayam dan Itik |
![]() |
---|
Niat, Doa dan Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban Saat Hari Raya Idul Adha |
![]() |
---|
Bagi yang Shalat Id Hari Ini, Inilah Panduan Tata Cara, Niat dan Bacaan Setelah Takbir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.