Dokter Ratna Uji Materil UU Kesehatan
Orang Tua Aldo Ramdani Hormati Hak Dokter Ratna, Yanto: Keadilan Jangan Hanya di Atas Kertas
Yanto, ayah almarhum Aldo Ramdani (10) menghormati langkah dokter Ratna mengajukan uji materil ke MKRI.
“Klien kami sendiri merasa keberatan karena merasa tidak ada yang dilanggar. Sayangnya, ketika ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut ke MDP KKI, permohonan itu tidak pernah berbalas sampai saat ini,” tambahnya.
Diminta Forkom IDI
Perihal pertemuan bersama Forkom IDI, Ratna mengaku dihubungi perwakilan Forkom IDI pada Jumat (24/10) atau sehari setelah bersidang di Gedung MKRI, Jakarta. Dia diminta berbicara dalam forum yang mengangkat pembahasan tentang permohonan uji materi yang diajukannya ke MKRI.
“Saya hadir bersama pengacara saya juga. Saya jadi yang pertama bicara di pertemuan itu,” kata Ratna.
Perempuan yang sudah berkecimpung di dunia medis selama kurang lebih 17 tahun itu juga kembali menyinggung kasus dugaan malapraktik yang membuatnya mendapat rekomendasi MDP KKI hingga berujung ke penetapan tersangka oleh pihak kepolisian. Ratna tetap berkeyakinan telah melakukan prosedur pelayanan terhadap pasien sebagaimana mestinya.
“Beberapa teman dokter mengira saat ini SIP (Surat Izin Praktik-red) saya dicabut karena kasus itu. Saya jawab tidak, SIP saya masih ada,” ujarnya.
Di akhir pertemuan tersebut, menurut Ratna, Forkom IDI memberikan dukungan kepadanya dengan bakal bersurat ke Kejaksaan Agung (Kejagung) perihal penanganan kasus yang membelitnya. “Katanya begitu. Tapi kita lihat saja nanti seperti apa,” kata Ratna.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Pangkalpinang, dr Eva Lestari mengakui pertemuan Forkom IDI pada Minggu (26/10) malam diinisiasi rekan-rekan IDI di tingkat pusat. Eva diminta membantu pelaksanaan pertemuan yang berlangsung secara daring tersebut.
“Pertemuan itu mendadak juga. Kita kayak kejar-kejaran mempersiapkannya,” kata Eva, Senin (27/10).
“Ya isinya membahas pengajuan uji materil ke MK dan juga kasus yang menimpa rekan kita, Dokter Ratna,” lanjutnya.
Eva menjelaskan pertemuan serupa kerap digelar Forkom IDI. Meski bisa dibilang tidak rutin dalam waktu tertentu, Forkom IDI rutin menggelar pertemuan seperti yang ikut dihadirinya pada Minggu (26/10) malam kemarin.
“Itu yang hadir teman-teman dari seluruh Indonesia. Jadi pertemuan itu diinformasikan ke IDI masing-masing di daerah, dan semua bisa hadir,” kata Eva.
Informasi yang dihimpun Bangka Pos, pertemuan Forkom IDI pada Minggu (26/10) kemarin masih berkenaan dengan peringatan 75 tahun IDI yang jatuh pada 24 Oktober 2025. Pertemuan dimulai pada pukul 18.30 WIB melalui Zoom Meeting. (mun/x1)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.