Resonansi
Ekonomi Biru
Bappenas telah meluncurukan peta jalur ekonomi biru Indonesia di Belitung, sejak awal 2023.
Penulis: Ade Mayasanto | Editor: Fitriadi
Kegiatan itu tercermin dalam subpilar kesejahteraan, akses kesehatan, dan pendidikan. Sedangkan, pilar lingkungan mengukur kualitas ekosistem pesisir dan laut, upaya mitigasi dampak lingkungan, serta pemanfaatan energi terbarukan.
Dan terakhir, pilar enabler. Terdiri dari teknologi dan tata Kelola. Pilar ini tidak berdiri sendiri, melainkan berfungsi sebagai fondasi pendukung yang memperkuat dan mempercepat pencapaian target di ketiga pilar utama lainnya.
Bila melihat detail-detail tersebut, ekonomi biru seperti dirancang sistemik, dan bukan lagi kosmetik politik. Apalagi kemudian, pengembangan roadmap lokal di setiap kabupaten/kota juga mengacu pada tiap indikator.
Bangka Belitung misalnya, menetapkan tema quality tourism dan ekonomi biru dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 20252045.
Disebutkan, periode 2025-2029 (fase pertama RPJPD) akan difokuskan pada pembangunan berkelanjutan, pengoptimalan potensi laut dan pesisir, serta diversifikasi ekonomi dari ketergantungan tambang.
Kebijakan kelautan dan perikanan daerah juga menegaskan lima program prioritas dalam rangka ekonomi biru, yakni perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya laut/pesisir/darat yang berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian pesisir dan pulau kecil, serta program pembersihan sampah plastik laut.
Semua detail terlihat indah. Seperti melihat kapal saat berlabuh di dermaga. Apalagi, dipandang di malam hari dengan pernak-pernik lampu yang menyala. Padahal, kapal justru indah bila mampu membelah ombak dan melaluinya dengan selamat dalam cuaca kelam sekalipun.
Begitu juga dengan gagasan ekonomi biru. Ketika gagasan sudah didetailkan secara apik, tentu masalah belum selesai. Sebab, semua kata-kata yang tertulis mesti disinergikan dan bisa jadi dikolaborasikan.
Sekedar mengingatkan, konsistensi dan konflik kepentingan bisa jadi masalah mendasar atas konsep ekonomi biru. Tentu, bila itu yang menjadi kendala utama, indikator ekonomi biru hanya indah di atas kertas belaka, dan menjadi pertaubatan tanpa makna.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/Ade-Mayasanto.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.