Calista Amore Dikenal Sosok Berprestasi, Kini Minta Maaf usai Bully Kematian Timothy: Saya Menyesal

"Perkenalkan, saya Calista Amore Manurung, mahasiswi Kedokteran Universitas Udayana ...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Dedy Qurniawan
Instagram Calista Amore Manurung
MINTA MAAF - Calista Amore Manurung akhirnya meminta maaf usai dirinya dituding sebagai pembully kematian Timothy Anugrah Saputra. 

Menurut mereka, Calista Amore pada kasus ini kesalahannya hanya menulis komentar itu saja.

Mereka berdalih kalau Calista tidak ikut merundung Timothy saat masih hidup.

Bahkan temannya yang bernama Chandra mengungkap kalau Calista merupakan anak yang berprestasi.

"Kalo berkenan, share jg ya, perkenalkan saya Chandra, jadi Calista Amore itu teman SMP saya di Jkt, menurut pandangan saya, dia ini dulu kalem, ramah ke semua org, pinter dan banyak prestasi, serta disegani semua guru," kata Chandra melalui DM Instagram ke TribunnewsBogor.com.

Sebagai temannya, Chandra pun mengaku syok dengan pemberitaan soal Calista.

"Dia dulu anak senbud lukis bareng saya, tapi saya ga deket sama dia, jd gatau darkside nya dia sprti apa. Jujur, saya shock pas lihat berita di threads kamu tadi, itu saja sih yang mau saya sampaikan. Kalo mau share, silahkan," tulisnya.

Ayah Timothy Buka Suara

Keberadaan handphone Timothy Anugerah Saputra (22) akhirnya terungkap.

Lokasi HP ini membuat polisi kesulitan membuktikan pembullyan yang dialami Timmy.

Hingga kini kematian Timothy masih dikaitkan dengan dugaan perundungan yang dialaminya selama kuliah di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana, Bali.

Isu ini bereda setelah Timmy ditemukan jatuh dari lantai 4 Gedung FISIP Unud pukul 09.00 WIB, Rabu (15/10/205).

Setelah ia tewas, ada sejumlah mahasiswa FISIP angkatan 2023 yang membully di sebuah grup WhatsApp.

Hal tersebut menimbulkan asusmsi bahwa sebenarnya selama kuliah pun mahasiswa lain memperlakukan Timmy seperti itu.

Bahkan beredar isu penyebab Timothy Anugerah Saputra melompat dari lantai 4 karena tertekan bullyan mahasiswa lain.

Ayahnya, Lukas Triana Putra mengatakan selama 7 semester kuliah  di Unud Timmy memang tidak bercerita tentang pembullyan.

"Selama ini sih saya tidak mendengar," katanya.

Selama 5 bulan terakhir Timmy memang tinggal bersama ibunya di Bali.

Sedangkan Lukas menetap di Bandung.

Atas adanya kondisi jarak ini, keduanya hanya bisa berkomunikasi lewat telepon.

"Saya menanyakan selalu apa ada masalah di kampus ? Apa ada masalah dengan teman-teman Timmy ?" katanya saat diwawancara Kompas TV.

Lukas menceritakan kondisi Timmy yang sempat speed delay atau terlambat bicara saat kecil.

Menurutnya dia baru bisa bicara di usia 3 tahun karena telinganya tersumbat.

Setelah dibawa ke dokter, masalah tersebut selesai. Timmy bisa bicara dan mendengar dengan baik.

Timmy kecil memulai pendidikannya di sekolah internasional.

Hal itu membuatnya lebih terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.

"Kita masukkan ke sekolah internasional, jadi dia lebih menguasai bahasa Inggris dibanding Indonesia. Kelas 3 dan 4 kita pindahkan ke sekolah lokal yang holistik dari situ kita pun mendampingi dengan les bahasa Indonesia agar bahasa Indonesianya bisa lancar," katanya.

Oleh sebab itu jika dilihat dari sejumlah postingan dan video, Timmy bicara dengan bahasa Indonesia yang baku.

"Jadi kalau bisa dilihat bahasa Indonesianya baku sekali, jadi kesannya banyak yang bully ngelihat anak saya kayak anak kecil cara bicaranya. Karena dari kecilnya memang seperti itu," katanya.

Kapolsek Denpasar Barat Kompol Laksmi Trisnadewi mengatakan polisi masih menyelidiki penyebab Timmy melompat.

"Nah itu masih dalam proses penyelidikan dari kami," katanya.

Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi, mulai dari dosen, teman satu angkatan, teman satu kelas, sampai sahabat Timmy.

Menurutnya dari semua saksi, tidak ada keterangan yang mengarah bahwa Timothy Anugerah Saputra melompat dari lantai 4 karena dibully.

"Tidak ada menyampaikan atau menyebutkan bahwa selama ini mengetahui adanya perundungan yang dialami korban," katanya.

Polisi sudah menyarankan pada keluarga untuk melakukan penyelidikan dan mencari informasi dari handphone Timmy.

"Kalau memang diperkenankan kami untuk melihat atau membuka HP korban mungkin saya bisa ditemukan informasi," katanya.

Kata Laksmi, handphone Timothy kini berada di tangan sang ibu.

"Tetapi dari pihak ibu sudah menerima kejadian tersebut sebagai suatu musibah dan tidak mau memperpanjang masalah ini ke jalur hukum jadi akses untuk handphone tidak bisa kami dapatkan," katanya.

Ia mengatakan ibu Timmy tidak berkenan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.

Selain itu jenazah Timmy juga sudah dikremasi.

"Ibu kandung korban tidak berkenan untuk melanjutkan ke proses hukum. Sudah ada penandatanganan berita acara. Korban juga sudah dikremasi," katanya.

(Bangkapos.com/TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved