Jepang Pertimbangkan Batasi Warga Asing Masuk, Negara Ini Jadi Fokus, Indonesiakah?

Pemerintah Jepang di bawah PM Sanae Takaichi pertimbangkan pembatasan ketat warga asing, demi menjaga ketertiban dan keteraturan sosial

|
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Kantei (Kantor PM Jepang)
WARGA ASING - Rapat kabinet pertama PM Jepang Sanae Takaichi kemarin (4/11/2025) yang membicarakan mengenai warga asing harus dibagaimanakan di masa depan 

Di satu sisi, Jepang membutuhkan mereka untuk menutupi defisit tenaga kerja.

Namun di sisi lain, muncul sentimen sosial yang kuat terhadap meningkatnya kehadiran imigran, terutama dari Asia Timur dan Asia Tenggara.

Berdasarkan survei NHK News pada Oktober 2025, sekitar 61 persen responden mendukung pembatasan warga asing, sementara 34 persen menilai Jepang sebaiknya tetap membuka diri dengan pengawasan ketat.

Kelompok ultranasionalis bahkan mendorong penerapan sistem kuota permanen berdasarkan asal negara dan sektor pekerjaan.

Menuju Jepang yang Tertib dan Inklusif

Pemerintahan Takaichi menegaskan bahwa arah kebijakan imigrasi yang baru tidak bertujuan memecah masyarakat, melainkan membangun sistem sosial yang tertib, aman, dan seimbang antara kebutuhan ekonomi dan nilai budaya Jepang.

Takaichi menegaskan, kebijakan tersebut masih dalam tahap pembahasan teknis dan akan diumumkan secara resmi pada awal tahun 2026.

“Jepang akan tetap menjadi negara terbuka bagi orang yang ingin berkontribusi, tetapi tidak akan mentolerir siapa pun yang mengancam keteraturan sosial,” pungkasnya.

Fakta Singkat: Kebijakan Warga Asing di Jepang 

  • Jumlah warga asing di Jepang: 3,95 juta (Juni 2025)
  • Warga China: sekitar 820 ribu
  • Sektor dominan: manufaktur, kesehatan, pariwisata, konstruksi
  • Slogan koalisi konservatif: “Japan First”
  • Fokus kebijakan baru: pengetatan selektif dan peningkatan pengawasan hukum
  • Implementasi kebijakan: direncanakan awal 2026

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jumlah Orang Asing Masuk Jepang Akan Dibatasi, Target Utama Kemungkinan China  ,

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved