Profil Muhammad Ikhlas Thamrin Penemu Bobibos Bahan Bakar Jerami, KDM Ambil Alih, Bahlil Hati-hati

Muhammad Ikhlas Thamrin adalah penemu Bobibos atau bahan bakar jerami. Dia dan timnya melakukan riset selama 10 tahun.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
X/@11MaretUniv// Bobibos
SEDANG DISOROT - Nama Muhammad Ikhlas Thamrin ikut jadi sorotan setelah Bobibos yang merupakan akronim Bahan bakar Original Buatan Indonesia Bos sebagai bahan bakar jerami viral. 

Pengguna tidak perlu mencari stasiun pengisian listrik umum untuk mengisi daya jika baterai habis melainkan cukup mengisi pulsa token.

Muhammad Ikhlas Thamrin bermimpi membangun ekosistem listrik di Indonesia pada 2030. 

10 tahun riset Bobibos

Bobios dibuat dari dari berbagai tanaman yang mudah tumbuh di banyak wilayah Indonesia, termasuk di lahan persawahan.

Dengan RON mendekati 98, Bobibos disebut bisa menempuh jarak lebih jauh dibandingkan bahan bakar solar konvensional saat ini.

10 tahun riset mandiri, Bobibos masih perlu lewati banyak pintu

Muhammad Ikhlas Thamrin menciptakan Bobibos dilatarbelakangi oleh keresahannya pada tingginya ketergantungan Indonesia terhadap energi impor.

Ia ingin membuktikan Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri melalui ilmu pengetahuan dan riset mandiri.

Pendanaan Pengembangan Bobibos Bakal Diambil alih KDM

Penemuan ini memantik perhatian Kang Dedi Mulyadi atau KDM, Gubernur Jawa Barat.

Dedi Mulyadi kemudian melakukan uji coba bahan bakar dari jerami untuk mesin traktor diesel di area persawahan, Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

Mantan Bupati Purwakarta tersebut menjelaskan, uji coba ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana limbah pertanian, seperti jerami, dapat diolah menjadi energi alternatif.

"Ini kalau nanti berhasil, berarti jerami yang ada di sawah daerah Lembur Pakuan ini bisa diproses, kita ekstraksi jadi bahan bakar," kata Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com pada Selasa (11/11/2025).

Jika percobaan ini sukses, Dedi menyatakan, produksi bahan bakar dari jerami akan segera dikembangkan secara massal di Lembur Pakuan.

Dilansir dari laman Bapenda Jawa Barat, hasil pengujian penggunaan bahan bakar dari jerami menunjukkan kinerja mesin yang optimal, tarikan ringan, dan kualitas asap buangan yang lebih baik.

Uji laboratorium resmi oleh Lemigas juga mengonfirmasi kualitas bahan bakarnya diklaim memiliki angka oktan (RON) mencapai 98,1.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved