Tribunners
Pembelajaran Diferensiasi dalam Pembinaan Kepramukaan
Pramuka mengingatkan kita akan pentingnya membentuk karakter pemuda yang tangguh dan berkualitas
Jika seorang pramuka dan pembina yang kreatif tentu segala kebaikan akan dilakukan demi perbaikan karakter untuk peserta didik binaannya, dengan selalu melaksanakan program kerja yang kreatif dan inovatif serta menarik bakat minat peserta didik, terutama peserta didik usia penegak pandega yang mayoritas suka hal yang menarik dan menantang sebagai transformasi pencarian jati dirinya sebagai kaum pemuda yang sehat jasmani dan rohani, karena jiwa seorang Pramuka harus memiliki jiwa yang sehat terhadap akal yang sehat.
Ketiga, keterampilan dan kecerdasan, banyak material pada waktu ini yang terbuang karena pekerjaan yang tidak efisien, disebabkan kurang keterampilan dan kecakapan. Keterampilan dan kecakapan atau kecerdasan ini membuat seseorang akan lebih berguna dalam berbakti kepada sesama. Kegiatan di luar seperti berkemah, pionering, membuat jembatan adalah langkah-langkah untuk membekali diri supaya dapat berguna bagi sesama. Tanda Kecakapan Khusus merupakan usaha untuk merangsang potensi yang terpendam sehingga tersalurkan ke dalam hobi atau keterampilan.
Keempat, berbakti kepada sesama. Bila kita telah menjadi warga negara yang sehat dan bahagia dengan tujuan menjadi seorang individu yang baik, maka ia adalah egoistis. Pembentukan karakter, peningkatan kesehatan, dan kekuatan adalah untuk membekali diri agar dapat berbakti kepada sesama.
Tujuan kepramukaan adalah untuk meningkatkan standar dari warga negara kita di masa datang, terutama dalam karakter dan kesehatan, untuk menggantikan AKU menjadi BAKTI (The aim of Scouting is to improve the standard of our future citizenhood, especially in character and health to replace self by service). Jangan dilupakan bahwa proses pendidikan ini harus dilakukan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Hal ini merupakan ciri yang esensial, jika tidak ada, maka gerakan ini bukanlah gerakan pendidikan kepramukaan atau kepanduan, walaupun anggota-anggotanya berseragam, memakai tanda pangkat atau kecakapan serta melakukan kegiatan-kegiatan seperti Pramuka.
Pemuda usia penegak (16-20 tahun) adalah merupakan masa pemuda yang masih berkembang, emosi mudah berubah dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Masa ini merupakan masa mencari identitas diri dengan meniru sikap dan tingkah laku seseorang yang dikaguminya. Ia membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya untuk mencurahkan perasaan dan pikiran serta memperoleh keyakinan akan keputusan yang diambilnya.
Usia pandega (21-25 tahun) sudah harus dipandang sebagai orang dewasa muda. Masa yang telah mengarah pada kematangan dan kemantapan berpikir, sikap serta tindakan yang realistis, kritis, dan analitis. Masa yang terpengaruh jiwa petualang (adventure) dan keinginan untuk merombak hal-hal yang dinilainya tidak sesuai lagi. Usia ini membutuhkan dukungan yang membesarkan semangat serta menghendaki kejelasan dan keterbukaan dalam segala hal. Usia yang mengarah pada pemikiran mengenai status dalam masyarakat dan ketetapan dalam cita-citanya.
Memperhatikan hal tersebut, jelaslah bahwa masa Pramuka penegak adalah masa yang labil, sedang masa Pramuka pandega adalah masa menuju kemantapan. Pengaruh lingkungan sangat besar, memengaruhi baik buruk dirinya. Usia tersebut adalah masa seseorang ingin menunjukkan kedewasaan dirinya. Oleh karena itu mereka diberi keleluasaan bergerak sendiri. Mereka merencanakan dan melaksanakan aktivitasnya sendiri sehingga merasakan salah benarnya untuk mengetahui jalan mana yang seharusnya ditempuh.
Pembina lebih berperan sebagai pendamping, yang menempati posisi lebih sukar. Di satu pihak ia harus mengusahakan agar para peserta didiknya dapat berkembang maju atas upayanya sendiri dan di lain pihak ia harus ingat bahwa ia bertanggung jawab untuk tercapainya tujuan Gerakan Pramuka sebagai suatu gerakan pendidikan, yang mempunyai aturan main yang khas. (*)
| Memahami Perubahan Mukosa Mulut pada Lansia: Tantangan dan Perawatannya |
|
|---|
| Antara Data dan Realitas: Jaminan Hak Kesejahteraan Sosial bagi Penyandang Disabilitas |
|
|---|
| Pengembangan Agribisnis Lada Putih Bukan Tanggung Jawab Satu Pihak Semata |
|
|---|
| Refleksi di Bulan Guru Nasional Tahun 2025 |
|
|---|
| Etika Berkomunikasi di Media Sosial pada Generasi Z |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.