Bangka Pos Hari Ini

Dewan Kesenian Seolah Mati, Seniman Bangka Belitung Tak Punya Panggung

Sudah 36 tahun, pria yang kerap disapa Pak Cik Kario ini menekuni budaya berpantun.

Editor: nurhayati
Dok/Bangka Pos
Halaman Harian Pagi Bangka Pos Hari Ini. 

“Dewan kesenian itu bagaikan pepatah, hidup segan, mati dak pati renyek (hidup segan mati tak mau-red), mengapa? Karena kebutuhan dana, sarana prasarana, sangat penting,  edangkan kehidupan ekonomi pelaku seni dan budaya itu seringkali kembang kempis (Susahred) lalu kepedulian pemerintah nyaris tidak ada,” tuturnya.

Apalagi, kata Ahmadi Sofyan yang dikenal dengan panggilan Atok Kulop ini, dewan kesenian
kurang canggih dalam  memahami dan mengkondisikan perubahan zaman.

Makanya perlu dibangun wawasan kecanggihan dalam menganalisa perubahan zaman
sehingga memiliki konsep mengembangkan seni dan budaya daerah.

“Ruang yang ada saat ini sebetulnya sangat terbuka, apalagi dengan kecanggihan teknologi dantransparannya media, semua bisa berkreasi dan menunjukkan kreativitas diri, salah satu imbasnya adalah sisi ekonomi,” terangnya.

Dia menegaskan, ada tidak ada dewan kesenian, atau lembaga-lembaga lain yang namanya
seni dan budaya itu sangat penting karena ia adalah karakter daerah dan karakter bangsa.

“Negeri yang tidak menghiraukan seni dan budaya adalah negeri yang tidak memiliki karakter,
sehingga pasti mudah ngerasok (kesurupan-red) atau dirasok, baik dari dalam maupun dari luar. Seni dan budaya itu ibaratnya adalah imun tubuh, supaya tidak mudah tamak angen (masuk angin-red),” pungkasnya. (s2/t2)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved