Berita Sungailiat

Hari Ini Hanya PT GPL yang Naikkan Harga TBS Sawit, Dari Rp 1.880 Menjadi Rp 1.980

Dari sembilan perusahaan pabrik kelapa sawit di Kabupaten Bangka pada Jum'at (16/6/2023) hanya PT Gunung Pelawan Lestari (GPL) yang menaikkan harga.

Penulis: deddy_marjaya | Editor: nurhayati
Ist
Harga TBS di 9 perusahaan sawit Kabupaten Bangka 16 Juni 2023. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dari sembilan perusahaan pabrik kelapa sawit di Kabupaten Bangka pada Jum'at (16/6/2023) hanya PT Gunung Pelawan Lestari (GPL) yang menaikkan harga beli tandan buah segar (TBS).

PT GPL menaikkan harga beli TBS sebesar Rp 100 perkilogramnya dari Rp 1.880 menjadi Rp 1.980 perkilogramnya.

Kenaikan oleh PT GPL tersebut membuat perusahaan di Mapur Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka ini menjadi perusahaan dengan harga TBS tertinggi.

"Hari ini hampir semua perusahaan pabrik sawit tidak menaikkan atau menurunkan harga TBS, hanya PT GPL yang menaikkan harga beli," kata Syarli Nopriansyah, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka kepada Bangkapos.com.

Setelah selama 4 hari harga beli TBS sawit di 8 perusahaan dari 9 perusahaan sawit di Kabupaten Bangka terus turun pada Jum'at (16/6/2023) perusahaan memilih tidak menurunkan maupun menaikkan harga TBS.

Berdasarkan update data dari Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka harga beli TBS di 9 perusahaan yang ada di Kabupaten Bangka Jumat tanggal 16 Juni 2023 bervariasi antara Rp 1.680 hingga Rp 1.980 perkilogramnya.

Antara lain 

PT Gunung Maras Lestari (PT GML) Rp 1.680 (tetap)

PT Mitra Argo Sembada (PT MAS) Rp 1.800 (tetap)

PT Mutiara Agro Sejahtera (PT MAS) Rp 1.860 (tetap)

PT Payung Mitra Jaya Mandiri (PT PMM) Rp1.880 (tetap)

PT Tata Hamparan Eka Persada (PT THEP) Rp 1.950 (tetap)

PT Putra Bangka Mandiri (PT PBM) Rp 1.700 (tetap)

PT Fenyen Agro Lestari (PT FAL) Rp 1.870 (tetap)

PT Gunung Pelawan Lestari (PT GPL) Rp 1.980 (naik Rp 100)

PT Gemilang Cahaya Mentari (PT GCM) Rp 1.900 (tetap)

"Belum tahu apakah harga TBS naik atau turun ataupun stabil diharga hari ini sebab sangat bergantung pada harga CPO dunia," kata Syarli Nopriansyah. 

(Bangkapos.com/Deddy Marjaya) 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved