Tribunners
Lingkungan Kerja yang Empatik
Bukankah kita akan senang bekerja di tempat yang kondusif dan manusiawi? Maka mulailah dengan empati dan kerendahan hati
Demikian juga dengan acara perpisahan yang mengundang wali murid. Acara seperti ini cukup serius, para pegawai membagi tugas dan berusaha menyampingkan egonya sebab sadar bahwa kesuksesan acara hanya dapat dicapai jika menunaikan bagian tugas masing-masing.
Dengan kebiasaan-kebiasaan seperti inilah, akhirnya kalaupun ada ketegangan ataupun perbedaan pendapat, konflik dapat diselesaikan di tingkat musyawarah. Memuaskan semua pihak nyaris tidak mungkin terjadi. Namun, bersedia berempati dan didudukkan untuk saling dengar pendapat, masih mungkin dilakukan. Hingga akhirnya, terkadang, bersitegang antarpegawai dapat selesai tanpa harus ‘diselesaikan’ oleh pimpinan. Kalaupun sudah sangat panas, barulah pimpinan bergerak. Dengan demikian, nyaris nol kasus persoalan harus berurusan dengan pihak di luar sekolah.
Inilah hal yang menurut penulis telah berhasil hidup di sekolah tersebut. Ada bapak-bapak guru dan tendik yang saling melepas urat tegang dengan bermain voli setelah kerja bakti di hari Jumat. Ada pegawai perempuan yang beramai-ramai mengupas nanas atau jambu bandar untuk dijadikan rujak untuk dinikmati bersama.
Selain hal ini berguna ketika kecamatan mengadakan lomba peringatan PGRI seperti lomba voli guru, para ibu guru juga bisa berkreasi lomba masak-memasak. Jauh lebih penting, akan muncul rasa saling memaklumi jika ada hal tak mengenakkan di antara pegawai sehingga masalah yang besar pun menjadi kecil.
Hal seperti ini tidak hanya terjadi di lingkungan pendidikan tempat penulis pernah mengajar. Ada banyak instansi lain di daerah Bangka Belitung yang sudah menghidupkan gotong royong dan toleransi ini. Mari kita syukuri dan lebih menimbang kebaikan yang lebih besar ketimbang sekadar perbedaan pendapat yang tidak berarti harus berdebat.
Bukankah kita akan senang bekerja di tempat yang kondusif dan manusiawi? Maka mulailah dengan empati dan kerendahan hati. Hal ini akan mempan bagi siapa saja yang punya hati nurani. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20231014_-Kristia-Ningsih-Penulis-Lepas.jpg)